Lihat ke Halaman Asli

Kartini di Mata saya

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di era jaman yg semakin berkembang, keberadaan wanita menempati posisi tersendiri. Dahulu wanita hanya dalam posisi terbawah. Sebagai pembantu rumah tangga, bekerja di pabrik, atau hanya sebatas pecantik produk (spg). Wanita diidentikkan dengan seks dan dapur. Bagaimana dg skrg? Posisi teratas sudah ditempati wanita, presiden!! Bagaimana anda melihatnya??

Kartini, memperjuangkan hak wanita untuk berkarya layakna pria. Tidak sebatas masalah kamar dan dapur. Kartini ingin wanita cerdas. Saya berterima kasih sekali dg beliau. Namun, saya termasuk risih dg posisi pemimpin yg diisi oleh seorg wanita. Di dalam perusahaan, sekarang banyak yang memiliki direktur wanita. Untuk sebagian kalangan, wanita sbg direktur, itu disebabkan keuletan yang dimilikinya. Kelebihan wanita yang paling utama adalah ketelatenan dalam mengelola, diimbangi dengan kecermatannya terutama dalam bidang keuangan. Terlepas dari hal tersebut, kerisihan saya disebabkan oleh keberadaan pria. Menurut saya, pria ditakdirkan sebagai khalifah, pemimpin. Saya sepakat, bila pria yg memimpin negara, perusahaan besar, organisasi, lembaga, dan sejenisnya.

Mengapa?

Menurut hemat saya, semakin tinggi karier seorang wanita, maka dia akan kehilangan waktu untuk keluarga dan org2 yg dicintainya. Wanita selalu fokus. Saya merasakannya. Karena itulah, pekerjaan yang dikerjakan wanita selalu baik. Namun, kita tak dapat menentang kodrat wanita. Mendidik anak, menjaga keharmonisan rumah tangga.

Saya termasuk penggila kerja, dari pagi hingga malam saya masih bekerja. Namun, saya sadari saya tidak selamanya menjadi penggila kerja. Saya suka dengan keberhasilan wanita mencapai kesuksesannya. Menurut saya, wanita boleh berpendidikan tinggi, berkarier tinggi. Namun, wanita juga harus ingat untuk berdedikasi tinggi untuk keluarga dan org2 yg dicintainya. Kartini berjuang untuk membuat kita cerdas, tetapi kartini tidak mengajarkan kita memberi kebahagiaan dengan uang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline