Lihat ke Halaman Asli

Benci Politik Bukanlah Pilihan

Diperbarui: 11 September 2018   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mendengar kata politik membuat saya teringat akan salah satu perkataan dosen Fakultas Syariah, Bu Jundiani. "Politik itu yang menentukan kamu beli beras harganya berapa, jadi jangan pernah membenci politik," kata beliau. Dari situ saya berpikir, dalam hidup memang hanya ada dua pilihan, mengikuti arus politik atau ikut menentukan arah arus politik. Membenci politik bukanlah suatu pilihan.

Harold D. Laswell dalam bukunya "On Political Sociology" mengatakan bahwa definisi politik adalah menyangkut penentuan who get what, when, dan how. Politik berbicara tentang siapa yang akan mendapatkan sesuatu, siapa yang akan melakukan sesuatu, siapa yang akan menjalankan sesuatu, kapan suatu kebijakan dilaksanakan, dan bagaimana kebijakan tersebut dibuat, dilaksanakan hingga dipertanggungjawabkan.

Politik tidak hanya tentang kepentingan, namun juga bagaimana keberlangsungan hajat hidup masyarakat dilaksanakan. Jadi memang tepat jika politik diartikan dapat menentukan keberlangsungan hidup hingga mempengaruhi apa yang kamu makan hari ini, bagaimana kamu melanjutkan study mu, dan bagaimana hak-hak lain dalam hidupmu terpenuhi.

Lalu, apa masih pantas kita membenci politik?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline