Lihat ke Halaman Asli

Tanpa Kamu

Diperbarui: 12 Juli 2017   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tahu benar bagaimana rasanya kehilangan. Pada dasarnya, aku tahu bahwa kamu hanya singgah sementara. Sekedar memperbaiki luka hati, kemudian memperparahnya kembali. Kamu ingat, berapa banyak kamu ungkapkan kata manis yang melambungkanku ke udara, kemudian sebuah kata perpisahan yang dengan mudah membantingku kembali hingga ke dasar bumi?

"Aku sayang kamu, Lyr. Jangan pergi."

"Aku mencintai kamu, Lyr."

"Aku gak bisa tanpa kamu."

"Kita putus, aku udah gak bisa melanjutkan hubungan ini."

Entah berapa banyak kata memuakkan yang kamu sampaikan. Jika saja aku tidak termakan kata-katamu itu, jelas aku takkan menerima rasa sakit ini.

Sekarang, kamu lihat, aku takkan mengingat kamu lagi. Aku akan berusaha untuk tidak merindukan kamu. Aku akan menemukan yang baru, tentu saat waktunya telah tiba.

Aku, Lyra Martinez, akan selalu bangkit entah berapa kali kamu menjatuhkan aku. Tanpa kamu paksa aku untuk berubah pun, aku pasti akan melakukannya. Karena, pada dasarnya manusia memang selalu berubah.

Aku selalu menanti saat dimana kamu akan melihat aku yang berbeda. Aku yang sudah tidak menginginkan kamu, aku yang sudah tidak merindukan kamu, atau aku yang sudah tidak memiliki perasaan apapun padamu. Aku ingin lihat, apakah waktu bisa menjelaskan kepada kamu, betapa bodohnya kamu menyia-nyiakan perasaanku.

Apa pernah aku menolak saat kamu memintaku untuk bertemu? Pernah kah aku berbohong demi sebuah kesalahan yang aku perbuat? Kamu bahkan tahu, jawabannya adalah 'tidak'.

Saat aku ingin bertemu untuk meminta sebuah penjelasan, apakah kamu masih ingat jawaban apa yang kamu berikan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline