Lihat ke Halaman Asli

Play With Me

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

sebelumnya saya beritahu, kalau saya tidak akan memberitahu inti dari cerita. kalau anda yang membaca sudah tahu isinya, lebih baik bilang mengerti atau diam.

“Play with me!”

Lagi-lagi anak nakal itu mengotori dinding kamarku dengan krayon merah pekat. Aku muak dengan terror ini, sungguh. Aku membanting ransel pink-ku sembarangan dan memunguti krayon yang berceceran juga beberapa lembar kertas yang telah digambari. Coret-coretan tepatnya.

“Hey! Jane, keluar kamu! Kamu mengotori dinding kamarku dan menghabisi kertas serta peralatan menggambarku!” aku berseru perlahan namun tegas.

Tidak ada jawaban. Kamarku tetap sunyi senyap.

“Baiklah, kalau kamu tidak mau menampakkan dirimu. Jangan bersembunyi didalam lemariku. Aku sudah bilang padamu. Kamu boleh bermain dikamarku, memainkan apapun asal tidak berantakan. Tapi kamu membuat kekacauan. Ayo keluar!” Aku membuka lemari. Terlihat sesosok anak perempuan dengan rambut pirang pendek yang dikepang dua menggunakan pita hitam.

“Maafkan aku, kak. Aku nakal. Aku hanya ingin mengajak kakak bermain” ujarnya pelan.

“Jane, kamu tahu kan? Aku sudah kuliah. Aku banyak tugas dan kesibukan. Apalagi meracang desain untuk baju model fashion ternama. Kamu harusnya mengerti aku dan kesibukan yang ku alami” Aku berjongkok dihadapan Jane. Tersenyum simpul lalu berdiri. Jane mengangguk pasrah lalu kembali melakukan tugasnya, menemaniku agar aku tidak bosan.

***

Hari sudah larut malam, aku dan Jane menghampiri ibu yang sedang memasak. aku memeluk ibu dari belakang dan mengecup pipinya.

“Ibu, malam ini kita makan apa?” tanyaku manja. Ibu melirik kearahku dengan sebuah senyum simpul terhias pada bibirnya.

“Ibu sudah masak ayam goreng dan salad buah. Ayo kita makan” Ibu menaruh ayam goreng, piring, gelas dan air. Aku membatu ibu mengambilkan nasi kedalam piring. Kami makan bersama-sama. Jane duduk tepat disebelahku dan tersenyum. Aku hanya melihat perlahan dan membalas senyumnya.

***

Makan malam sudah berakhir. Sekarang waktunya untuk-ku melanjutkan tugasku. Aku dan Jane sudah berada dikamar. Sekarang aku sedang berusaha menciptakan sebuah desain dengan bantuan Jane.

“Sepertinya untuk gaun, lebih baik warna peach berpadu softpink. Disekitar bagian lingkar perut, tidak terlalu kearah bagian pinggang, tambahkan pita berwarna softpink kak. Kakak bisa membayangkannya? Menututku, gaunnya agak dimodifikasi saja. Jadi bentuknya tidak sama dengan yang lain” Jane mejelaskan dengan detail. Aku senang saat dia membatu pekerjaanku.

“Oh baiklah, aku mengerti. Terimakasih Jane” aku menggambarkan sesuai apa yang disebutkan oleh Jane.

Setelah selesai, jam sudah menunjukkan pukul 11.58 PM. Aku-pun mengajak Jane untuk tidur. Tapi Jane lebih memilih untuk tidur sebentar lagi. Oh well, aku tidak akan melaragnya. Biarkan saja dia menggambar dulu.

***

Aku terbangun pada pukul 03.01, seseorang tengah memperhatikanku disudut ruangan sana.

“Jane, berhentilah memperhatikanku dan pergilah tidur tepat di sampingku”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline