Lihat ke Halaman Asli

Icha Shafrina

Mahasiswa

Pentingnya Sebuah Negosiasi dalam Film "Me Vs Mami"

Diperbarui: 18 November 2021   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Cerita ini dimulai dari munculnya sebuah masalah yang rumit dan berujung dengan ketidaknyamanan antara 'Mami' dan 'Mira'. Mami adalah seorang ibu dari Mira yang telah melahirkan dan membesarkan Mira dengan penuh kasih sayang. Namun sejak terjadinya perceraian antara tokoh 'Mami' dan 'Papi' dari Mira terjadilah permasalahan antara ibu dan anak tersebut.  Mira adalah orang yang paling terpukul ketika mendengar perceraian antara keduanya dan dilanjut dengan kabar jika Papi telah meninggal dunia. Sedikit diketahui bahwa perceraian diantara keduanya akibat terlalu sibuknya Mami dengan pekerjaan yang sedang dirintisnya. Setelah berceraipun Mami tidak henti-hentinya bekerja tanpa memikirkan Mira yang membutuhkan kasih sayangnya secara utuh.

Hal itu membuat Mira mengalami perselisihan batin yang begitu panjang dengan Mami yang menyebabkan hubungan antara keduanya memburuk. Perselisihan seperti ini umumnya terdapat suatu penyelesaian lain apabila dalam upaya perdamaian antar pihak sendiri tidak mendapatkan titik perdamaian. Di dalam film ini terjadi proses perdamaian  pertama melalui negosiasi yang dipimpin oleh 'Om Hengki' sebagai pihak penengah atau negosiator antar keduanya.  Disana 'Om Hengki' memberikan sebuah kertas catatan agar mereka berdua menulis tentang apa saja yang tidak suka dari satu sama lain. Namun bukan penyelesaian maupun perdamaian yang didapatkan dari upaya negosiasi itu namun terjadilah pertengkaran karena masing-masing pihak yaitu 'Mami dan Mira' tidak terima dengan satu sama lain.

Konflik yang terjadi antara keduanya menyebabkan perselisihan antara keduanya tidak kunjung selesai. Konflik merupakan sebuah keadaan dimana  terdapat dua orang atau lebih menginginkan tujuan-tujuan yang menurut mereka dapat dicapai oleh salah seorang diantara mereka, tetapi hal itu tidak dimungkinkan untuk dicapai oleh kedua belah pihak. 

Hal ini jelas tergambar oleh watak Mami selalu menginginkan tujuan yang terbaik untuk Mira yang menurutnya baik namun tidak pernah menanyakan apa yang sebenarnya Mira butuhkan. Hingga pada akhirnya Om Hengki menyarankan kepada Mami dan Mira untuk menuliskan surat kepada satu sama lain yang berisikan tentang apa yang Mira butuhkan dari Maminya dan apa yang Maminya inginkan dari putrinya, Mira.

Berbagai keadaan telah dilalui oleh keduanya semasa perjalanan panjang menuju rumah nenek buyut Mira yang begitu jauh. Bukan keharmonisan yang didapatkan antara keduanya, namun konflik itu terus terjadi dan pertengkaran pun tidak terelakkan. Terdapat sebuah titik penyelesaian dimana di akhir cerita dimana Mira mengungkit permasalahan karir Mami yang menyebabkan perceraian antar kedua orang tuanya. Setelah menghadapi perdebatan yang cukup panjang,  akhir dari konflik yang menyebabkan perselisihan antar keduanya dapat terselesaikan dengan tersadarnya keduanya.

Mira berharap bahwa Maminya dapat memperhatikannya lagi seperti dulu dan tidak mementingkan pekerjaannya terus menerus. Sedangkan Mami yang sangat menyayangi Mira menginginkan anaknya bahagia dengan apa yang dia lakukan agar tidak lagi memikirkan Papinya. Oleh karena itu Mami bersikap posesif seperti yang dijelaskan di alur awal cerita ini agar Mira tetap mendapatkan kasih sayang yang cukup. 

Hal yang dibutuhkan dari keduanya adalah saling mengerti sehingga didapatkanlah kesepakatan untuk saling mengerti diantara keduanya. Upaya perdamaian dapat terwujud diantara pihak yang berselisih jika didapatkan kesepakatan diantara keduanya. Oleh karena itu diantara Mira dan Mami terdapat kesepakatan sehingga keduanya dapat berdamai kembali.

Proses negosiasi tidak berhenti sampai disitu saja, terdapat suatu peristiwa ketika mobil yang ditumpangi oleh Rio, Mami dan Mira menabrak seekor kerbau yang sedang melintas yang mengakibatkan kerbau tersebut tewas. Proses negosiasi atau tawar menawar dilakukan oleh kedua belah pihak. Pada pihak penabrak yaitu Rio, Mami dan Mira menginginkan bahwa kerbau yang sudah tewas ini digantikan oleh uang saja karena perjalanan mereka yang masih jauh. 

Sedangkan pada pihak kakek yang memiliki kerbau tersebut tidak menginginkan ganti rugi uang sebelum mengikuti tata cara yang benar menurutnya yaitu menemani beliau untuk membeli kerbau lagi ke pasar esok hari. Jika tidak menurutinya, maka kakek tersebut mengancam untuk memanggil para warga.

Permasalahan tersebut akhirnya terselesaikan dengan kesepakatan anatara kedua belah pihak, dimana Rio, Mami dan Mira sanggup untuk menemani kakek tersebut ke pasar dan kakek tersebut menyediakan tempat tinggal sementara hingga esok hari. 

Disimpulkan bahwa kakek ini menggunakan taktik yang diutarakan oleh Lewicki et al tepatnya pada taktik take it or leave it dimana pihak penabrak tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti keinginan pihak lawan. Negosiasi lain pun terjadi ketika kakek dengan penjual kerbau bernegosiasi atas harga dari kerbau tersebut, dan akhir dari negosiasi tersebut berakhir dengan keputusan harga yang sesuai dan tetap menguntungkan kedua belah pihak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline