Lihat ke Halaman Asli

"Occupation" dan Sebuah Refleksi Kecil

Diperbarui: 26 Maret 2020   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com by Pedro Ilhéu Oliveira

Catatan lepas ini merupakan hasil olahan dari status FB saya pada tanggal 18 Maret 2020.

Ruteng saat dureng kadang menjengkelkan; tak ada banyak hal yang bisa kau buat. Saat ini memang sedang ada pameran di halaman gereja katedral Ruteng (yang menjadi bagian dari rangkaian pentabisan uskup Ruteng), meski begitu saya memutuskan untuk tidak ikut dalam kegiatan tersebut. 

Selain karena takut akan wabah virus corona, saya kira rumah merupakan salah satu tempat ternyaman di kala dureng. Sebagai seorang makhluk Tuhan yang duat lintas kabupaten, saya merasa rugi kalau saat libur saya harus menghabiskan waktu di luar rumah. Libur menjadi kepingan waktu yang berharga yang harus saya habiskan bersama orang-orang tercinta. 

Rumah membuat saya mengerti mengapa kehangatan dan kenyaman di tengah cuaca yang nyaris beku memiliki harga yang mahal. Dureng di Ruteng memang beda. Kadang saya merasa kota ini terbuat dari hujan, kopi,dan gorengan. Nilai ke-ruteng-an kota ini seolah-olah hilang kalau dalam seminggu tidak hujan. Hehehe. .

Ooiaa, hari ini saya balik dari Borong, berhubung besok libur. Saya menghabiskan sore hingga malam saya dengan menonton film. Saya bukanlah tipe orang yang update soal film. Saya punya kebiasaan untuk meng-copy film dari teman-teman saya tapi terkadang saya tidak menontonnya. 

Ada beberapa film yang sudah lama mengendap dalam hardisk saya, dan sampai sekarang belum sempat saya nonton. Sore ini, kerena bingung mau buat apa, saya memutuskan untuk menonton film yang berjudul "Occupation". Film ini dirilis tahun pada 2018. Ia bercerita tentang sebuah kota kecil di Australia sana yang diserang oleh sekelompok alien. 

Pada suatu kegiatan pertandingan olahraga, tiba-tiba sekelompok alien datang dan menginvasi kota. Inilah awal mimpi buruk bagi kota kecil yang teduh, tenang dan damai ini. Para alien menembak ke segala arah dan menduduki kota. Beberapa orang, kenalan, dan kerabat dekat meninggal dalam peristiwa ini. Beberapa yang lain dijadikan tawanan oleh para alien. Sungguh suatu peristiwa yang sangat menyedihkan dan mencekam. Ketenangan, kedamaian, kenyamanan, dan kebahagian yang selalu mewarnai kota lenyap dalam seketika. Untuk mengatasi peristiwa ini, pasrah bukanlah pilihan yang tepat. 

Pada situasi ini, segenap warga kota bersatu untuk melawan dan mengusir para alien yang telah merengut dan merampas kebahagiaan mereka. Dengan perjuangan yang panjang, pada akhirnya para alien berhasil dikalahkan dan diusir. Pada akhir cerita kita menjumpai para pemain dipertemukan kembali dengan orang-orang yang mereka jumpai. Walaupun (seperti halnya perang pada umumnya), beberapa orang kehilangan orang berharga mereka. Mereka berhasil merebut kembali kebahagiaan dan kedamaian mereka, mereka berhasil membawa pulang kemerdekaan mereka sebagai manusia bebas.

Berbicara mengenai serangan alien, beberapa tahun lalu pas masih kuliah saya pernah menonoton sebuah film bertajuk "Battleship". Kalau tidak salah film ini diproduksi pada tahun 2012. Film ini juga bercerita tentang serangan makhluk asing. Jika "Occupation" bercerita tentang semangat persatuan pada skala lokal suatu kota kecil di Australia, "Battleship" bercerita tentang bagaimana negara-negara di dunia bersatu untuk melawan dan mengusir mahkluk asing tersebut. 

Film ini mengisahkan tentang bagaimana armada pertahanan negara-negara dunia bersatu padu untuk melawan makhluk asing yang mencoba menginvasi bumi. Seluruh bangsa melepaskan segala perbedaan dan kepentingan mereka dan bersatu untuk mengusir para alien yang menyerang bumi. Di akhir cerita kita menyaksikan bagaimana kekuatan persatuan dan kesatuan menjadikan pasukan bumi menjadi lebih kuat dan berhasil menghancurkan makhluk asing ini.

Saya kira benang merah yang bisa ditarik dari kedua film ini ialah tentang semangat persatuan dan kesatuan. Kedua film ini memberikan pesan tentang bagaimana pentingnya melepas ego dan bersatu demi mencapai kepentingan bersama, demi terciptanya dunianya yang aman dan damai. Dengan persatuan, kita menjadi lebih kuat. Hal ini bisa kita liat dalam analogi sapu lidi yang sering kita dengar sejak SD.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline