Lihat ke Halaman Asli

Menutupi Kelemahan dengan Mempercanggih Bahasa

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Saya tidak tahu apakah judul tulisan ini persis dengan apa yang ingin saya sampaikan. Terlalu banyak yang berkecamuk di dalam benak, karena sesuatu yang saya sebut sebagai "menutupi kelemahan" dan hubungannya dengan "mempercanggih bahasa" itu hampir selalu saya temukan sepanjang hidup saya. Dan, sialnya, mengganggu hidup saya. Rasanya seperti bayangan kuntilanak atau genderuwo yang ikut kemana pun kaki melangkah, sambil - kurang ajarnya -  terus-menerus mempertontonkan dirinya secara tidak tahu malu.

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline