Malang dikenal sebagai Kota Pendidikan dan tempat tujuan pelajar rantau yang ingin melanjutkan pendidikannya disini. Tak hanya dari berbagai daerah di Indonesia, Malang juga menjadi pilihan bagi pelajar asing. Salah satu contohnya adalah pelajar penerima beswan (beasiswa wawasan) dibawah naungan organisasi Sabah Bridge Malaysia. Beswan sendiri diperuntukan bagi anak anak TKI yang bersekolah di Malaysia, dan ingin meneruskan sekolah di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu program pemerintah agar anak anak Indonesia di Malaysia dapat lanjut belajar.
Organisasi Sabah Bridge sendiri telah bekerja sama dengan berbagai sekolah di Malang, salah satunya yaitu dengan SMA Islam Kepanjen. Terdapat delapan siswa pada angkatan 2021-2022 yang bersekolah disini. Siswa rantau tersebut beranggotakan Syahril, Aiman, Abdul, Syafik, Akma, Suri, Kamelia, dan Alia. Seluruhnya tinggal di asrama sekolah "Ma'had Darun Najah" dan harus menjalani serangkaian kegiatan tambahan diluar sekolah. Tinggal di lingkungan baru bukanlah hal yang mudah, apalagi harus beradaptasi dengan budaya baru di usia yang masih muda.
Oleh karena itu, Mahasiswa Asistensi Mengajar UM prodi pendidikan sosiologi mengadakan sebuah FGD (forum group discussion) pada siswa rantau yang berada di SMA Islam Kepanjen. Mahasiswa tersebut beranggotakan Cahyati Kharismatul Azizah, Gafanillah Ahmad, Qiblat Lintang Ramadhan, dan M. Rizqi Abroor Shofiadi. Kegiatan FGD dilaksanakan pada Hari Senin, 8 Mei 2023 di SMA Islam Kepanjen. Kegiatan tersebut bertujuan memfasilitasi dan memberikan wadah bagi anak rantau untuk sharing pengalaman, menyampaikan aspirasi, hingga berbagi tips.
Mayoritas siswa rantau ingin belajar di Indonesia karena ingin mencari pengalaman belajar mandiri dan memaksimalkan kesempatan beasiswa agar dapat meringankan beban orang tua. Tentunya mereka juga mengalami culture shock mulai dari makanannya, budaya, jumlah siswanya yang kebanyakan perempuan, hingga bahasa. "Kami kesulitan berkomunikasi dengan siswa di kelas karena kebanyakan mereka berbicara dengan bahasa jawa, ditambah logat kami berbeda jadi harus banyak belajar" ujar Syahril selaku ketua siswa rantau di SMA Islam Kepanjen pada Senin (8/5).
Sejauh ini, mereka menyukai fasilitas yang ada di sekolah dan lingkungannya. Guru yang asyik dan teman yang ramah membantu mereka betah tinggal di Indonesia. Kegiatan FGD ini mendapat respon yang positif dari para siswa rantau karena mereka mendapat banyak hal baiknya. Mereka merasa kegiatan ini sangat bermanfaat karena dapat mencurahkan isi hati, dapat berbagi cerita, dan saling menguatkan sesama siswa rantau. Mereka berharap kegiatan ini terus berlanjut agar bisa beradaptasi dengan jauh lebih baik lagi sehingga mereka dapat percaya diri untuk mengembangkan bakat serta berkontribusi mengharumkan nama sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H