Lihat ke Halaman Asli

Icha Aprilia

Mahasiswa

Transformasi Pendidikan: Mencapai SDGs melalui Pendidikan Berkualitas

Diperbarui: 6 Juli 2024   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama Ibu Novita Bastanta br.Ginting/dokpri

Definisi pendidikan berdasarkan kepada Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 memuat isi sebagai berikut, "Pendidikan merupakan upaya yang terencana dan sadar dalam membantu mewujudkan kondisi belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa agar peserta didik atau siswa mampu untuk mengembangkan potensi dalam dirinya dengan aktif dan mempunyai pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan di masyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia". Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan telah membawa banyak manfaat, termasuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Desa Suka Rende. Teknologi menjadi salah satu alternatif di Desa Suka Rende agar pendidikan lebih mudah dijangkau bagi siswa di daerah terpencil atau kurang terlayani.


Teknologi Meningkatkan Pendidikan Berkualitas di Dusun I Desa Suka Rende


Selaku kordinator sekolah, Ibu Novita Bastanta br.Ginting manik mengatakan bahwasanya fasilitas sekolah juga mencakupi kebutuhan murid-murid seperti komputer dan wifi Kesempatan untuk menggunakan teknologi dalam pendidikan bukan hanya memperluas cakupan akses terhadap pendidikan itu sendiri, tetapi juga memberikan keuntungan signifikan dalam hal kualitas pembelajaran. 

Siswa yang sebelumnya mungkin tidak memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan institusi pendidikan atau sumber belajar berkualitas karena keterbatasan geografis kini dapat merasakan pengalaman belajar yang serupa dengan rekan-rekan mereka di kota-kota besar atau bahkan di luar negeri.Tetapi menurut bapak Deny Ginting sebagai warga desa di Suka Rende menjadi lebih efisien, efektif, dan menarik bagi siswa di seluruh dunia. 

Teknologi pendidikan, atau yang sering disebut dengan EdTech, membuka jalan bagi metodologi pembelajaran yang inovatif, mengizinkan akses pendidikan yang lebih luas, dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals - SDGs) yang berkaitan dengan pendidikan, khususnya tujuan keempat yang menekankan pada pendidikan berkualitas untuk semua, tetapi disisi lain ibu Novita Bastanta br.Ginting juga mengatakan bahwasanya  ada dampak negatif nya juga dengan menggunakan teknologi tersebut seperti disaat pihak guru memerintah siswa-siswinya membuka search google sebagian membuka aplikasi game.


Peran Orang tua dan Guru Dalam Pendidikan Anak di Dusun I Desa Suka Rende


Foto bersama Bapak Deny Ginting/dokpri

Manusia Indonesia yang berkualitas hanya akan lahir dari remaja yang berkualitas, remaja yang berkualitas hanya akan tumbuh dari anak yang berkualitas. Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat yang kompleks, karena dimulai dari keluarga seorang anak mengalami proses sosialisasi.Menurut Bapak Deny Ginting sebagai warga desa sekaligus orang tua dari kedua anaknya, peran orang tua sangatlah penting dibandingkan peran guru terhadap pendidikan berkualitas karena keluarga bukan hanya wadah untuk tempat berkumpulnya ayah, ibu dan anak. 

Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam menjalani hidup bergantung pada berhasil atau tidaknya peran keluarga dalam menanamkan ajaran moral kehidupan. Tetapi menurut ibu Novita Bastanta br.Ginting, harus ada peran yang seimbang antara orang tua dan akademis. Dengan bekerja sama, orang tua dan akademisi dapat membantu memastikan bahwa anak-anak mereka menerima pendidikan yang mereka layak dan siap untuk berhasil di masa depan.

 
Menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam Meningkatkan Pendidikan Berkualitas

Foto bersama Kepsek SMP Swasta Harapan Kita, Bapak Saksi Sitepu S.Pd/dokpri

Pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup di Indonesia yang masih terus dikaji oleh para pengambil keputusan, khususnya pemerintah sebagai pengayom masyarakat. Sektor pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa pengajaran dan dosen mendapat kompensasi yang buruk. Bahkan di Jerman profesi guru ini adalah profesi yang sangat bergengsi. 

Akibat dari berbagai krisis yang terjadi di tanah air, pendidikan tidak dapat dilaksanakan dengan benar untuk menopang merosotnya kualitas negara Indonesia (Muhardi, 2004).Menurut kepala sekolah SMP Swasta Harapan Kita Bapak Saksi Sitepu. S.Pd mengatakan bahwa keterlibatan   komunitas   sangat   penting   untuk  keberhasilan   program pendidikan dan kemajuan desa.   

 Partisipasi    aktif    masyarakat    desa    dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan menjadi penting. Keterlibatan ini dapat terjadi melalui forum musyawarah desa, kelompok masyarakat, dan lembaga lokal.Pendidikan berkualitas di desa Suka Rende dapat membantu mencapai SDGs dengan memberikan pendidikan kepada anak-anak dan dewasa di daerah tersebut. Ini dapat membantu mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan dengan memberikan akses ke pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan pendapatan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline