Lihat ke Halaman Asli

Icha Nors

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga, pendidik

Jika Kartini Hanya Diperingati Sanggulnya

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1334978581532866601

[caption id="attachment_175985" align="aligncenter" width="300" caption="Della (RA Matholi"][/caption]

Jepara (21/4) - Seandainya RA Kartini masih hidup sampai saat ini, mungkin bisa menangis tersedu-sedu menyaksikan kesibukan para orang tua sejak sebelum subuh sudah antridi salon, sampai ada yang subuhannya terlewatkan demi sebuah riasan sanggul untuk putrinya. Bahkan tetangga  sebelah sampai bertengkar sama suaminya gara-gara lupa menyiapkan sarapan buat keluarganya.

[caption id="attachment_175987" align="aligncenter" width="300" caption="kesibukan  merias dan menyanggul di salon LILI"]

1334978871496109165

[/caption]

Sebenarnya bukan peringatan seperti ini yang diinginkan Kartni.  Bukan sanggul dan kebaya kebesaran yang   diperingati. Tapi esensi ajaran dan cita-cita Kartinilah yang seharusnya tertanam di dalam lubuk setiap bangsa Indonesia, terutama kaum wanita.

Sampai jam 08.25 kesibukan menyanggul di salon Lilis , salah satu salon yang cukup populer dekat rumah belum juga berakhir. Heran, orang tua koq begitu antusias ketika ada lomba kontes sanggul dan kebaya begini dibanding dengan lomba tilawah yang termasuk salah satu kegiatan rutin Kartini setiap hari. Atau lomba menulis surat dan menulis karya ilmiah yang juga digemari Kartini, atau berlomba mendapatkan sesuatu  yang bernilai ibadah seperti yang dilakukan Kartini. [caption id="attachment_175991" align="aligncenter" width="300" caption="Sibuk memilih kebaya "]

1334979463307667485

[/caption]

Nita (11) Salah satu dari pengantri,mengatakan bahwa dia datang bersama ibunya Entim (52) sejak jam 05.15 tadi. Mengapa jauh-jauh memilih salon Lilis ini, salah satunya adalah karena pelayanandan hasil yang bagus dengan harga terjangkau. Ya salon Lilis memang memasang tarif ”kekeluargaan” dan mungkin ini juga kiat usahanya.

Kembali tentang peringatan hari Kartini yang sudah membudaya di kalangan sekolah-sekolah mulai dari TK sampai Menengah Atas ini, apa tidak seharusnya dikaji ulang seberapa manfaat dan dampaknyabagi perkembangan sosial anak.Meskipun lomba bersanggul ini tidak wajib diikuti olehsemua siswi, tapi yang namanya anak, pasti sangatmenginginkan untuk bisa tampil angun dan cantik, apalagi kalau teman-teman banyak yang ikut.Terus bagaimana nasib anak dari kalangan keluarga kurang beruntung yang orqang tuanya tidak mampu mengantarnya ke salon untuk berdandan?

Sebenarnya kalau pihak sekolah mau menggali lagi dan lebih kreatif sedikit, masih banyak kegiatan lebih menarik dan menyenangkan sekaligus merangsang anak untuk berkompetisi secara sehat.

[caption id="attachment_175995" align="aligncenter" width="300" caption="Lomba mewarnai dalam rangka peringatan hari Kartini 2012"]

133498025297818191

[/caption]

Esensi peringatan hari Kartini adalahuntuk menanamkan nilai-nilai moral dan keadilan. Keadilan mendapatkan hak menuntut ilmu, mendapatkan perlakuan yang layak sebagai manusia tanpa perbedaan jender , mendapatkan  haknya untuk berkarier sebagaimana pria tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan.  Emansipasi bukan berarti melupakan kewajiban sebagai istri dan ibu dari anak-aanaknya. Inilah sebenarnya yang diinginkan Kartini dan pejuang-pejuang perempuan lain di Nusantara.

Ada empat aspek dasar ajaran Kartini yang perlu ditanamkan terutama bagi anak perempuan pada dasarpendidikannya:

  • Persamaan Hak
  • Peletakan dasar-dasar keimanan
  • Peletakan dasar-dasar kepribadian /budi pekerti yang terpuji.
  • Peletakan kebiasaan beribadahsesuai dengan keyakinan masing-masing.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline