[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Kenyal, manis dengan aroma khas"][/caption]
Masih tentang Dieng. Kali ini tentang kuliner khas Dieng, carica.
Di Indonesia hingga saat ini hanya dataran tinggi Dieng di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah saja yang menghasilkan buah carica. Buah carica mengandung berbagai jenis zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, di antaranya enzim, vitamin, dan mineral.
[caption id="attachment_332014" align="aligncenter" width="412" caption="Pohon carica tumbuh subur di Dataran Tinggi Dieng"]
[/caption]
[caption id="attachment_332017" align="aligncenter" width="413" caption="mirip pepaya"]
[/caption]
Buah carica mirip sekali dengan pepaya. Warnanya kehijauan dan setelah matang menjadi kekuningan. Bedanya buah carica tidak bisa dimakan langsung, karena daging buahnya banyak mengandung getah penyebab rasa pahit dan gatal pada tenggorokan. Bahkan bisa melukai kulit. Orang Dieng menikmati buah carica dengan cara membelahnya menjadi dua, kemudian diambil biji-bijinya untuk dihisap. Biji yang mempunyai cita rasa manis yang khas bisa dimanfaatkan untuk membuat stup atau sirup dengan cara yang cukup sederhana.
Beruntung sekali bisa menyaksikan secara langsung proses pembuatan sirup ini dari awal sampai pengemasannya. Karena musim liburan, produksi sirup carica rumahan ini selalu kewalahan menerima order. Seperti saat saya berkunjung, banyak carica yang masih dalam keadaan panas sudah antri dipesan sebagai oleh-oleh. Dengan harga kisaran 22-30 ribu per pak yang berisi 6 cup tanggung atau isi 12 cup kecil, carica laris manis berpindah tangan ke pembeli. Minuman buah carica dalam larutan gula pekat antara 55-65 % ini mampu bertahan sampai 2 tahun.
[caption id="attachment_332023" align="aligncenter" width="451" caption="Asyiknya icip-icip aneka olahan carica dan kentang di pusat produksi dan penjualan oleh-oleh khas Dieng"]
[/caption]
Saat ini pelaku industri makin inovatif dengan mendiversisifikasi produk olahan buah carica. Kini produk olahan buah carica di pasaran antara lain berupa sirup, juice, selai/jam, manisan, dan dodol. Daging buah carica juga bisa dibuat pudding, cocktail, bahkan campuran kare.
Penasaran dengan rasanya? Rasanya kenyal, manis, dan segar serta memiliki aroma yang khas dan harum sangat pas dibuat menu buka puasa, apalagi jika dikonsumsi dalam keadaan dingin, heemmmm segar sekali. Sayang, saat ini produk olahan carica masih sulit ditemui selain di Wonosobo. Oleh karena itu tidak heran jika produk-produk olahan buah carica selalu diburu wisatawan sebagai buah tangan.
Sebenarnya masih banyak kuliner khas lain di Wonosobo ini, seperti Mie Ongklok, Purwaceng, Tempe Kemul, aneka olahan jamur dan olahan kentang, namun olahan carica tetap menjadi primadona.
Proses Pembuatan Sirup/Manisan Buah Carica
Meskipun rerata diproduksi secara rumahan, carica sirup yang merupakan manisan buah segar ini diproses secara higienis lewat beberapa tahap sterilisasi dan vacuum processing sehingga produk ini tahan lama walaupun tanpa bahan pengawet.
Cara membuatnya adalah biji dan selaput yang melapisinya ditambah sedikit air, lalu diperas sampai keluar cairan kental yang berbau khas. Pemerasan dilakukan berkali-kali hingga aroma khasnya hilang. Kemudian diberi gula dan air secukupnya dan direbus sampai mendidih, saring, maka jadilah sirup buah carica.
Sementara daging buahnya dipotong-potong, lalu dicuci bersih dan dicampur dengan sirup yang sudah jadi tadi dalam botol, gelas atau cup yang steril tutup/pres rapat-rapat, rebus dalam panci besar kurang lebih 10 menit. Manisan carika siap dipasarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H