Lihat ke Halaman Asli

Melampaui Tradisi, Pergaulan Bebas sebagai Ekspresi Identitas Generasi

Diperbarui: 6 Mei 2024   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Icha Arzeti Pratiwi

Tradisi Bagi Generasi Muda

Tradisi seringkali hanya dianggap sebagai bentuk kegiatan adat yang dilakukan secara turun menurun dan berasal dari nenek moyang dan harus dilestarikan (Atik Catur Budiati, 2009: 35). Padahal, tradisi bukan hanya sekedar kegiatan yang mencerminkan pada suatu daerah atau wilayah saja. Akan tetapi, tradisi mencakup berbagai nilai, norma, aturan dan harapan yang diwariskan kepada generasi -- generasi yang datang. Namun, seiring berkembangnya zaman dan adanya perubahan sosial yang muncul dimasyarakat kini mulai mempengaruhi pemikiran generasi muda saat ini. Perubahan sosial membawa pengaruh akan modernitas dengan munculnya budaya -- budaya baru dari luar. Generasi muda kini mulai merasa terbebani terhadap nilai, norma, dan aturan tradisional yang mungkin telah dianggap tidak lagi relevan dengan dunia mereka saat ini.


Berbagai kegiatan negatif atau yang melanggar adanya nilai, norma, dan aturan dalam suatu tradisi mulai dianggap sebagai hal yang lumrah. Pandangan mengenai hak berekspresi pada setiap individu dijadikan sebagai sebuah  pembenaran dalam menormalisasikan kepada hal -- hal yang bertentangan dengan tradisi. Pergaulan bebas merupakan salah satu bentuk dari perlawanan generasi muda saat ini terhadap tradisi yang mereka anggap sebagai hal kuno. Pergaulan bebas mencakup beberapa bentuk dari interaksi sosial yang didasarkan kepada hak kebebasan bagi seseorang individu. Beberapa bentuk interaksinya adalah melakukan hubungan seksualitas diluar ikatan pernikahan atau suatu komitmen dan pertemuan sosial yang melibatkan minuman -- minuman beralkhohol atau zat -- zat yang terlarang (Nur & Siti, 2023).


Kasus mengenai pergaulan bebas yang baru - baru ini ramai diperbincangkan dimedia sosial oleh seorang selebgram terkenal bernama "Chandrika Chika". Chandrika Chika resmi ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan kasus narkoba oleh polisi yang ditangkap pada tanggal 22 April 2024 dikawasan hotel Setia Budi Jakarta Selatan bersama lima orang temannya. Kasus penyalahgunaan narkoba oleh Chandrika Chika adalah dengan menghisap rokok elektrik yang berisikan liquid  rasa ganja. Chandrika Chika ditangkap bersamaan dengan lima orang temannya yang sedang melakukan pesta narkoba (Yohanes, 2024).


Penggunaan ganja oleh Chika dan rekan - rekannya tidaklah bertujuan sebagai doping atau untuk keperluan khusus lainnya. Mereka menggunakan ganja karena dianggap sebagai bagian yang lumrah dalam lingkaran pergaulan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa dalam lingkungan tersebut, penggunaan narkoba sudah menjadi hal yang biasa dan diterima sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Tindakan yang dilakukan oleh Chandrika Chika dan lima orang temannya dalam kasus tersebut mencerminkan gaya hidup yang sering dikaitkan dengan pergaulan bebas.


Pergaulan bebas

Pergaulan bebas merupakan salah satu bentuk dari perilaku menyimpang yang mana "Bebas" yang dimaksud adalah melampaui batas tradisi. Isu pergaulan bebas sering kali menjadi topik pembicaraan di sekitar kita, baik dari lingkungan sehari-hari maupun melalui berita. Remaja, yang cenderung emosional dan memiliki pengetahuan terbatas, rentan terpengaruh oleh ajakan bergaul bebas dari teman sebaya, yang dapat mengurangi potensi mereka dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Pergaulan bebas dapat terjadi pada semua kalangan umur yang ada dimasyarakat. Namun, pergaulan bebas paling sering terjadi diusia remaja. Usia remaja adalah usia yang sedang mengalami fase kelabilan dan rentan emosionalnya. Pengetahuan yang terbatas, dan terpengaruh oleh ajakan bergaul bebas dari teman sebaya dapat menyebabkan berkurangnya potensi generasi muda dalam mengikuti perkembangan zaman.

Menurut E. H. Erikson menjelaskan bahwa pada masa remaja, kita mengalami pembentukan identitas baru yang mencakup gaya hidup yang spesifik. Identitas ini, yang tetap dapat dikenali oleh lingkungan meskipun mengalami perubahan baik pada diri kita maupun dalam kehidupan sehari-hari, membantu kita menemukan tempat dan peran dalam masyarakat (Husniaty, E.Noor, 2006).
Generasi muda mencoba untuk menemukan tempat mereka dalam dunia yang terus berubah ini, dan pergaulan bebas seringkali menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan identitas mereka dan menuntut ruang untuk kebebasan individu. Namun demikian, penting untuk mengakui bahwa pergaulan bebas juga dapat membawa risiko dan konsekuensi yang serius. Ketika dijalankan tanpa kesadaran akan tanggung jawab dan risiko yang terkait, pergaulan bebas dapat menyebabkan kerusakan dalam hubungan personal, merugikan diri sendiri dan orang lain, serta merusak struktur sosial yang ada.


Di zaman yang kini telah dipengaruhi oleh budaya -- budaya modern penting bagi kita untuk dapat menyeimbangkan antara inovasi dan tradisi yang berharga. Meskipun, juga penting untuk menghargai dorongan ekspresif dari pergaulan bebas sebagai bentuk identitas generasi. Pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai yang diwariskan oleh tradisi, sekaligus kesadaran akan perubahan-perubahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zaman yang terus berubah, adalah kunci untuk membangun masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.


Referensi :
Atik Catur Budiati (2009). Sosiologi Kontekstual Untuk SMA & MA (PDF). Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hal 35.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline