PALOPO - Entah karena perencanaan yang kurang matang atau eksekusi lapangan yang tidak digarap maksimal, membuat kalangan akademisi yang ada di Kota Palopo mempertanyakan sejumlah program Wali Kota HM Judas Amir yang diduga masih bermasalah di penghujung usia pengabdiannya sebagai Wali Kota Palopo.
Apalagi di tahun politik 2018 mendatang, dimana umur pemerintahan HM Judas Amir memasuki injury time. Jika kita menghitung hari, maka Januari 2018 nanti, yang telah memasuki tahapan Pilkada, maka Kota Palopo akan dipimpin oleh seorang pejabat sementara alias caretaker. Praktis, masih ada beberapa bulan bagi Judas Amir untuk memperbaiki rapornya di mata masyarakat.
Salah satu yang paling mendapat sorotan adalah program unggulan 1000 kandang ayam yang satelitnya sudah dibangun di Kawasan Mancani Kel. Telluwanua.
Kepada penulis, Arifin, warga Kel. Purangi mempertanyakan capaian program 1000 kandang ayam yang hingga kini dirasa belum jelas asaz manfaatnya, padahal sejatinya, program ini diharapkan mampu membuat warga Kota Palopo perlahan lebih baik perekonomiannya, dengan usaha beternak ayam.
"Program 1000 kandang ayam ini mubasir, kandangnya saja yang dibuat ayamnya tidak jelas kemana dan berapa, harusnya ini jadi perhatian pemerintah dan DPRD," ungkap dia.
Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo pada 2015 lalu membuat program 1000 kandang ayam dimana alokasi anggaran diambil dari saku APBD Kota Palopo. Ada dua tahap, dimana nilainya mencapai Rp8 Milyar.
Penelusuran di lapangan menunjukkan, ditengarai program unggulan Wali Kota Judas Amir ini berpotensi merugikan keuangan daerah, apalagi sejak adanya alihpimpinan di SKPD teknis itu, dari Kepala Dinas lama Masjaya Maksum kepada Harisman, selaku penerus program pro rakyat miskin ini.
Berdasarkan temuan dari informasi yang digali dari sejumlah warga Kota Palopo, termasuk juga Kelompok Mahasiswa yang selama ini mempertanyakan manfaat program 1000 kandang ayam tersebut, menyebutkan bahwa kandang ayam yang dibangun untuk warga (penerima manfaat) berbeda- beda ukurannya. Ada yang berukuran 1,5 M x 2 M dan 2 M x 3 M. Dalam praktiknya, selain asal bikin, kayu yang digunakan bukan kayu yang memenuhi spesifikasi teknis. Hingga tidak heran, jika kondisi rata-rata kandang selain sudah banyak yang rusak selain karena tidak dirawat dengan baik, juga ada beberapa diantaranya yang kini sudah beralih fungsi menjadi jemuran atau kandang hewan lain, ada juga yang kosong melompong ditumbuhi tanaman liar.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo saat dimintai tanggapan menjelaskan seputar progress program 1000 kandang ayam ini di sisa akhir masa jabatan Pemerintahan Judas Amir.
Menurut dia, program 1000 kandang ayam ini masih terus berjalan, dan pemerintah kota sedang giat-giatnya membangun dulu satelit atau penampung ayam, sehingga Palopo bisa menjadi sentra ayam terbesar di Kawasan Timur Indonesia.
Menurut data, Kementerian Pertanian (Kementan) pernah menjanjikan akan mengirim 5.060 ekor bibit ayam ke Palopo. Namun sayang, hingga berita ini ditulis, kapasitas kandang ayam UPTD Mancani belum dapat menampung 5.000 ekor bibit ayam, kapasitas terpasang saat ini baru sekitar 2.000 ekor. Inilah yang membuat Wali Kota saat itu berang, karena anak buahnya dinilai lalai mengantisipasi jika ada penambahan kuota dari Kementan.