Lihat ke Halaman Asli

Gibran Rakabuming Raka Viral Bagi-bagi Gantungan Kunci, Bawaslu Makassar Bantah Amplop

Diperbarui: 29 November 2023   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, menjadi sorotan media sosial setelah video dirinya sedang menghadiri jalan sehat di Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi viral. Video tersebut menunjukkan Gibran sedang membagikan sesuatu kepada peserta jalan sehat, dan muncul narasi bahwa ia sedang bagi-bagi amplop. Namun, Bawaslu Makassar membantah klaim tersebut.

Dalam konferensi pers, Ketua Bawaslu Kota Makassar, Dede Arwinsyah, menyatakan bahwa narasi bagi-bagi amplop adalah tidak benar. Dede menjelaskan bahwa setelah ditelusuri, benda yang dibagikan oleh Gibran sebenarnya adalah gantungan kunci yang kemasannya berwarna putih, bukan amplop.

"Ia [Gibran] cuma membagikan gantungan kunci yang kemasannya berwarna putih. Kan ada narasi video yang beredar bahwa di jalan santai ada dibagikan (amplop) tetapi setelah ditelusuri itu bukanlah amplop," ungkap Dede.

Dede menegaskan bahwa video tersebut tidak mendukung klaim money politics atau politik uang. Bawaslu Makassar secara tegas membantah bahwa yang dibagikan oleh Gibran adalah amplop, sehingga tidak ada indikasi pelanggaran dalam kejadian tersebut.

Dalam video yang beredar, Gibran terlihat mengenakan jaket biru muda turun dari panggung dan menyapa peserta jalan sehat. Ia kemudian membagikan benda berwarna putih yang ternyata adalah gantungan kunci dengan gambar wajah salah satu wakil presiden yang memakai kostum kartun Naruto.

Peristiwa ini menunjukkan dampak dari penyebaran informasi yang cepat di era media sosial, di mana narasi dapat berkembang tanpa verifikasi yang tepat. Bawaslu Makassar mengingatkan masyarakat untuk lebih kritis dan berhati-hati dalam menanggapi informasi yang viral, serta melakukan verifikasi sebelum menyimpulkan suatu peristiwa.

Dengan klarifikasi dari Bawaslu Makassar, peristiwa ini menjadi contoh bagaimana interpretasi publik terhadap suatu kejadian dapat dipengaruhi oleh narasi yang berkembang di media sosial.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline