Sirina pacce’, Paraikatte, Pabambangang adalah tiga sifat dasar yang penulis tangkap dari sosok daeng (bapak) Abraham Samad ketua KPK saat ini. Akulturasi budaya khas Makassar melekat jelas dari bentuk strategi dalam kinerjanya.
16 Desember 2011 adalah tanggal yang tidak akan dilupakan oleh seorang Dr. Abraham Samad, S.H,M.H. Pada tanggal tersebut beliau resmi dilantik sebagai Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di Istana Negara oleh Presiden SBY. Sebelumnya melalui voting 3 desember 2011 Abraham Samad mengalahkan beberapa kandidat yaitu Busyro Muqoddas 5 suara, Bambang Widjojanto 4 suara, Zulkarnain 4 suara, Adnan 1 suara, sedangkan Pak Abraham Samad sendiri memperoleh 43 suara. Mutlak, kemenangan mutlak anak Makassar !!!
Dilahirkan pada tanggal 27 November 1967, di Makassar, Abraham Samad sekarang menjabat sebagai Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di Indonesia dengan masa jabatan 2011 sampai dengan 2015. Semua Jenjang pendidikan Pak Abraham di selesaikan di Makassar, setelah lulus SD di Makassar Abraham Samad kemudian melanjutkan ke SMP Nasional Makassar, tahun 1980. Kemudian ke SMA Katolik Cendrawasih, Makassar, tahun 1983. Saat itu Abraham terbilang populer diantara kawan-kawannya. Jiwanya yang kritis dan memberontak ini sering meledak dalam dirinya, membuat Abraham seringkali terlibat perkelahian antara sesama siswa (tawuran), hanya karena keinginan membela kawan-kawannya. Sikap kesetiakawanan ini menjadikan Abraham dijadikan tempat mengadu kawan-kawannya yang sedang terlibat masalah. Setelah menyelesaikan studinya di SMA tahun 1987, Abraham kemudian melanjutkan studinya di perguruan tinggi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar dan selesai tahun 1992, kemudian Abraham Samad melanjutkan studi Magisternya (Strata2/S2) di Universitas yang sama. Sejak tahun 1996, Abraham Samad melakoni profesi sebagai advokat. Kemudian, untuk menunjang profesi yang digelutinya, Abraham Samad medirikan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang diberi nama Anti Coruption Committee (ACC). LSM ini bergerak dalam kegiatan pemberantasan korupsi. Kemudian Abraham Samad melanjutkan studi Doktoralnya (Strata 3/S3) di bidang hukum masih di tempat yang sama yaitu Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar. Gelar Doktor diraihnya pada tahun 2010. Tesisnya mengambil tema tentang pemberantasan korupsi, yaitu mengupas penanganan kasus korupsi di pengadilan negeri dengan pengadilan khusus.
Korupsi dan Makassar adalah dua kata kunci yang mengantarkan Pak Abraham Samad menuju kursi ketua KPK. Kegemarannya menyelami kasus korupsi dengan sikap khas anak Makassar menjadikannya sosok yang kini diperhitungkan dari yang tadinya dipandang sebelah mata.
Beberapa Filosofi khas Makassar tentunya menjadi kiblat didikan anak-anak Makassar tak terkecuali pak Abraham Samad.
1. 1. Sirina’ pacce
Adalah budaya malu yang begitu dijunjung tinggi anak Makassar hingga nyawa pun taruhannya tak menjadi masalah. Sebab itu jangan membuat mereka malu, pulang dengan tangan kosong ! Harus ada hasil !
2.2. Paraikatte’
Adalah budaya persaudaraan yang begitu dijunjung tinggi, terlebih jika itu sesama orang Makassar, maka terkadang terlihat ada seorang teman rela mati demi temannya yang lain meski dia tak begitu tahu apa persoalannya secara jelas asal sesamanya !
3.3. Pabambangang’
Adalah budaya yang paling terkenal dari Makassar yaitu cepat marah, emosi yang cepat terpancing. Tetapi sifat ini bila dimanfaatkan di tempat yang benar maka akan jadi senjata ampuh untuk menaklukkan siapapun. Berani !
Dari tiga sifat dasar ini dan melalui tulisan ini juga saya kembali mengingatkan Pak Abraham akan janji-janjinya yang belum tertepati kepada seluruh rakyat Indonesia….JANGAN PULANG TANPA HASIL DAENG’ (bapak) !!! Kami menanti Tokoh lain setelah Bung Anas Urbaningrum !!!
Paentengi’ Sirinu’ (Dirikan Sifat Malu itu) !!!