Empat puluh hari pasca penerjunan, Kelompok KKN Kolaboratif 195 telah sukses menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dalam program kerja SECENTING EMAS (Semangat Cegah Stunting di Periode Emas). Program kerja ini terbagi menjadi tiga kegiatan yakni Penyuluhan terkait bahaya stunting, TANDUR (Tanam Kehidupan, Tuai Kemandirian) serta Demonstrasi pembuatan MPASI dan makanan bergizi untuk balita.
Ibu Hamil dan Ibu Balita menjadi sasaran utama dalam program kerja ini dikarenakan pengetahuan ibu Hamil dan Ibu Balita terkait pemenuhan gizi yang baik akan sangat berpengaruh dalam masa tumbuh kembang balita. Melihat urgensi tersebut, Kelompok KKN Kolaboratif 195 memfokuskan program kerja kepada peningkatan pengetahuan serta kesadaran Ibu Hamil dan Ibu Balita sebagai upaya menekan angka kasus balita terindikasi stunting melalui ketiga kegiatan dalam program kerja SECENTING EMAS.
Penyuluhan terkait bahaya stunting bagi balita merupakan kegiatan perdana program kerja KKN Kolaboratif 195 yang dilaksanakan secara berturut pada kegiatan Kelas Ibu Hamil serta kegiatan posyandu rutin pada empat posyandu balita yang tersebar di tiga dusun Desa Sukogidri. Pada kegiatan penyuluhan ini Mahasiswa KKN Kolaboratif 195 bekerja sama dengan Bidan Desa serta Kader Posyandu. Antusiasme Ibu Hamil dan Ibu Balita pada saat kegiatan berlangsung cukup baik.
Hal tersebut dibuktikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberi oleh mahasiswa KKN Kolaboratif 195 cukup mendapatkan feedback yang baik dari para Ibu Hamil dan Ibu Balita. Tak hanya berfokus pada kepentingan program kerja, Kelompok KKN Kolaboratif 195 juga turut aktif dalam berjalannya kegiatan Posyandu serta Kelas Ibu Hamil dengan ikut membantu kader dalam proses pengukuran tinggi dan berat badan balita serta memberikan edukasi tambahan terkait tata cara senam yang baik bagi ibu hamil.
Sebagai keberlanjutan kegiatan penyuluhan sebelumnya, Kelompok KKN Kolaboratif 195 melaksanakan kegiatan TANDUR yang merupakan program kerja utama Kelompok KKN Kolaboratif 195 berupa pemberian bibit sawi hijau kepada warga untuk ditanam di pekarangan rumahnya. Harapannya dengan adanya program kerja ini warga Desa Sukogidri dapat sadar dan terbiasa terkait pentingnya memenuhi kebutuhan gizi balita dengan menggunakan sayur hasil tanam sebagai salah satu sumber makanan bergizi untuk balitanya.
Rangkaian pada kegiatan TANDUR diawali dengan acara Opening Ceremony, lalu dilanjutkan dengan terjun membagikan bibit sawi hijau secara langsung ke rumah-rumah warga desa yang menjadi sasaran yaitu rumah Kader Posyandu dan keluarga balita terindikasi stunting. Lalu sebagai langkah akhir, pasca dua minggu pemberian bibit sawi Mahasiswa KKN Kolaboratif 195 melakukan peninjauan kembali pertumbuhan bibit yang telah diberikan di rumah warga melalui kegiatan kunjungan yang mana nantinya warga dengan tanaman sawi yang paling baik dan sehat akan ditetapkan sebagai Duta Sayur Desa Sukogidri.
Berganti pada kegiatan selanjutnya sekaligus kegiatan penutup program kerja Kelompok KKN Kolaboratif 195, yakni kegiatan demonstrasi pembuatan MPASI dan makanan bergizi untuk balita. Pada pelaksanaannya, Kelompok KKN Kolaboratif 195 bekerjasama dengan menjadikan keempat Ketua Kader Posyandu Desa Sukogidri sebagai juru masak sekaligus pemateri. Diadakannya program kerja ini sebagai upaya untuk menyadarkan Ibu Hamil dan Ibu Balita bahwa setelah bayi berusia diatas 6 bulan memerlukan nutrisi tambahan melalui pemberian makanan pendamping selain pemberian ASI eksklusif.
Adapun pembuatan makanan yang didemonstrasikan adalah nugget tahu sawi dan stik kentang sawi yang berbahan dasar sawi hijau hasil program kerja TANDUR. Sebagai tolak ukur keberhasilan seluruh rangkaian kegiatan program kerja, Kelompok KKN Kolaboratif 195 memberikan pre-test dan post-test terkait stunting dan pemenuhan gizi balita kepada sasaran dengan hasil yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan Ibu Hamil dan Ibu Balita terkait bahaya stunting dan pemenuhan gizi yang baik sebesar 26,1%. Harapannya jika Ibu Hamil dan Ibu Balita dapat dengan konsisten mempraktikkan hasil demonstrasi yang telah diberikan dalam kesehariannya,, maka risiko balita stunting di Desa Sukogidri dapat ditekan.