Lihat ke Halaman Asli

Berjuanglah!

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Desau angin diantara dedaunan sehalus sutra dan kemilaunya mentari diantara dahan-dahan yang kokoh. Kabut semalam yang menyelimuti bumi, hilang bagai ditelan masa. Sekumpulan pipit terbang rendah diatas perapian yang mulai menyala. Gemuruh alam mulai menyapa, dan nafas-nafaspun mulai beradu.

Bersiaplah!

Harum tanah yang kau pijak serta rerumputan yang merayu menunggu tanganmu. Cipratan air pematang berbaris menunggu langkahmu. Tikus-tikus berlarian saling bercanda melepas rindu semalam. Gubuk tua menampakkan diri seolah menunggu setiap gadis-gadis yang datang. Cangkul dan pacul berlomba menjadi kekasih yang tak pernah lelah bercumbu.

Berjuanglah!

Tangkaplah masa-masa panen yang indah, bulir padi yang menawan, senyum petani kepada anaknya serta pesona mesin-mesin pengolah harapan. Jalinkan jari-jemari diantara berkarung-karung keindahan. Dekaplah ia dan sangkutkan diantara piring-piring yang suci, gelas-gelas yang bening dan seceret susu kehidupan.

Tersenyumlah!

Nikmatilah tidurmu. Rasakan desahan nafas yang tertahan. Bulir-bulir air yang menyentuh pipimu adalah kepuasaan yang tak terkirakan. Keindahan dari segala keindahan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline