Penulis: Murhima A. Kau, Fitri A. Sari, Hafidzah Aliyah
Masa-masa usia pertengahan sering kali dikatakan sebagai ruang kosong membosankan, yang berada di antara fase perubahan yang sangat dramatis pada masa dewasa awal dan masa dewasa akhir. Usia pertengahan juga disebut dengan istilah "paruh baya", yang mulanya terkenal di Eropa dan A.S. pada awal abad 20-an, yakni ketika tingkat harapan hidup sebagian besar individu menjadi lebih lama. Menurut Papalia, et al., dalam buku Psikologi Perkembangan, masa dewasa pertengahan didefinisikan secara terminologi kronologis, yakni tahun-tahun sekitar usia 45 hingga 65 tahun. Menurut Lachman dan James (1997), masa-masa dewasa pertengahan atau paruh baya ditandai dengan meningkatnya perbedaan individual yang disebabkan oleh faktor genetik, serta pilihan dan pengalaman pada masa-masa sebelumnya. Masa dewasa pertengahan dipenuhi dengan berbagai tanggung jawab dan peran yang berat, serta menyita banyak waktu dan energi, seperti mengurus rumah tangga dan pekerjaan, memulai karir baru, dan merawat anak maupun orang tua yang sudah lanjut usia.
- Perkembangan Fisik Pada Masa Dewasa Pertengahan
Meskipun pada dasarnya usia dan genentik memengaruhi berbagai perubahan fisiologis, terdapat juga faktor perilaku dan gaya hidup yang dilalui sejak masa muda, yang dapat memengaruhi kecenderungan, waktu, dan tingkat perubahan fisik. Seseorang yang awal kehidupannya dijalani dengan aktif dan produktif, maka stamina dan kelenturannya akan terasa lebih baik ketika ia berusia 60 tahun ke atas. Begitu pun sebaliknya, seseorang yang pada awal kehidupannya jarang melakukan aktivitas dengan baik, maka ia akan kehilangan stamina atau energinya di kemudian hari. Namun, pada dasarnya, tidak ada kata terlambat uutuk memulai perilaku atau gaya hidup yang baik.
Perubahan pada indera dan motor ketika masa dewasa awal hingga masa dewasa pertengahan merupakan perubahan kecil dan hampir tidak terasa. Namun, hal tersebut berubah sampai pada saat seorang pria berusia 45 tahun mulai menyadari bahwa dia kesulitan untuk membaca tulisan pada sebuah koran tanpa menggunakan kacamata, atau seorang wanita berusia 60 tahun mulai menerima bahwa dia sudah tidak mampu melangkah dengan cepat seperti dahulu. Lebih jelasnya, perubahan indera dan motor pada masa ini meliputi kemunduran dalam ketajaman penglihatan, kemunduran dalam pendengaran, berkurangnya kepekaan terhadap rasa dan bau, berkurangnya kecekatan manual, menurunnya kekuatan dan koordinasi tubuh, dan lain sebagainya.
Selain itu, pada masa dewasa pertengahan, kita juga akan mengalami perubahan dalam hal seksualitas dan kinerja reproduksi. Meskipun wanita dan pria pada masa dewasanya akan mengalami penurunan kemampuan dalam reproduksi, mereka akan tetap dapat merasakan kenikmatan dalam hal seksual sepanjang masa dewasa mereka. Penurunan kemampuan dalam reproduksi ini seperti terjadinya menopause pada wanita dan terjadinya andropause pada pria. Sebuah hasil survei juga menjelaskan bahwa ketika berusia empat puluh hingga 50 tahun-nan, aktivitas seksual seseorang akan cendeerung mengalami penurunan yang berlangsung secara gradual. Penurunan frekuensi tersebut dapat disebabkan oleh masalah fisiologis maupun masalah nonfisiologis, seperti kemonotonan dalam hubungan, merasa lelah secara fisik dan mental, kegagalan untuk menjadikan seks sebagai prioritas yang utama, mengalami depresi, tidak adanya partner, dan lain sebagainya. Adapun faktor penyebab dari segi fisik seperti, mengidap penyakit kronis, pembedahan, sedang dalam tahap pengobatan, atau kebiasaan minum alkohol yang buruk.
Pada satu abad yang lalu, kebanyakan orang masih belum dapat melewati masa dewasa pertengahan mereka. Bahkan, sebagian besar orang Amerika pada saatu itu meninggal dunia pada usia empat puluhan. Namun, pada saat ini, rata-rata orang Amerika paruh baya telah berada dalam kondisi yang cukup sehat, sama halnya dengan orang-orang paruh baya di negara maju lainnya. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan orang-orang pada usia pertengahan dan usia setelahnya seperti, aktivitas fisik, nutrisi, kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, obat-obatan terlarang, dan lain sebagainya. Selain itu, terdapar faktor-faktor seperti ras, etnisitas, atau gender yang secara tidak langsung dapat memengaruhi kondisi kesehatan mereka. Dan, seperti yang akan kita ketahui, perbedaan seseorang dalam kepribadian dan emosi juga dapat memengaruhi cara mereka menghadapi perubahan usia paruh baya secara fisik.
- Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Pertengahan
Pengukuran kemampuan kognitif paruh baya adalah proses penilaian fungsi kognitif seseorang pada kelompok umur tertentu, terutama antara usia 40 tahun hingga 65 tahun. Kemampuan kognitif mengacu pada kemampuan otak manusia dalam memproses informasi, mengingat, memecahkan masalah, dan melakukan fungsi tugas kognitif lainnya. Pada usia paruh baya, pengukuran kemampuan kognitif menjadi penting, karena akan terjadi perubahan alami pada fungsi kognitif manusia seiring bertambahnya usia dan wataknya. Selain itu, pengukuran kemampuan kognitif juga dapat membantu mengembangkan strategi untuk menjaga kesehatan otak dan kognitif yang optimal di usia tua. Perbedaan kognisi antara orang dewasa dapat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk pengalaman hidup, pendidikan, faktor genetik, dan status kesehatan. Namun, secara umum terdapat beberapa perbedaan kognitif yang dapat diamati pada orang dewasa, salah satunya adalah orang dewasa memiliki perbedaan dalam kapasitas memori, terutama dalam hal mengingat informasi baru dan menyimpan informasi dalam jangka panjang. Kapasitas memori menurun seiring bertambahnya usia, namun latihan dan strategi memori tertentu dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan fungsi memori. Adapun upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak, seperti menjaga pola makan sehat, berolahraga yang rutin, tidur yang cukup, dan berolahraga mental.
Peran kompetensi kognitif pada usia paruh baya dianggap sangat penting dikarenakan pada tahap ini individu telah mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan yang luas di berbagai bidang. Keterampilan ini memainkan peran sentral dalam mengarahkan fungsi kognitif, pengambilan keputusan, dan menentukan kemampuan dalam melakukan tugas-tugas kompleks. Keterampilan kognitif juga dapat membantu orang paruh baya memecahkan masalah dengan lebih efektif dan efisien. Mereka dapat menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya untuk menemukan solusi yang paling sesuai dan mengembangkan strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan baru. Individu paruh baya dengan keahlian yang kuat dalam domain tertentu sering kali dapat menghasilkan ide-ide baru dan solusi inovatif untuk memecahkan masalah kompleks atau menanggapi tantangan dalam domain tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H