Lihat ke Halaman Asli

Ica Afif Asyifa Putri

Mahasiswi DIV Teknologi Radiologi Pencitraan -Fak. Vokasi UNAIR

Implementasi Modalitas Pemeriksaan Radiologi pada Klinis "Benign Prostatic Hyperplasia"

Diperbarui: 11 Juni 2024   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sudah tidak asing lagi bukan mendengar kata "prostat"? Lalu, bagaimana dengan "Benign Prostatic Hyperplasia"? 

Ya, prostat sendiri merupakan suatu organ yang membungkus saluran kemih atau biasanya disebut dengan uretra pada pria.

Hyperplasia prostat menjadi hal umum yang ditemukan pada laki-laki berusia diatas 50 tahun. Dikarenakan pada usia tersebut, kestabilan hormon mulai berubah. Selain itu, hal lain yang menjadi penyebab pembesaran prostat adalah gaya hidup dari penderita, seperti konsumsi kopi, teh, riwayat keluarga, aktifitas seksual, kebiasan merokok, dan pola hidup yang tidak seimbang. 

Gejala umum yang dialami penderita dengan klinis ini meliputi kesulitan dalam buang air kecil, aliran urine yang melemah atau terputus-putus, serta frekuensi buang air kecil yang meningkat terutama di malam hari atau sering disebut nokturia. Gejala lain yang mungkin dirasakan termasuk rasa tidak tuntas setelah buang air kecil, dorongan mendesak untuk buang air kecil dan terkadang inkontinensia atau ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol keluarnya urine.

Kabar baiknya, kini diagnosis BPH semakin mudah dan akurat dengan bantuan modalitas pemeriksaan radiologi yang canggih. Modalitas Pemeriksaan lanjutan dalam mendiagnosa Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) diantaranya, pemeriksaan radiologi x-ray, ultrasonografi (USG), Computed Tomography Scan (CT-Scan), Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan kedokteran nuklir. 

Untuk modalitas yang paling sederhana yaitu menggunakan radiografi konvensional abdomen polos, namun foto polos abdomen tidak banyak memberikan informasi. Walaupun beberapa keadaan seperti adenoma prostat dapat disertai komponen klasifikasi, sehingga dapat terlihat pada foto polos abdomen. 

Pemeriksaan dengan modalitas USG umumnya digunakan untuk mengevaluasi ukuran volume prostat dan komplikasinya. Pemeriksaan USG ini dapat dilakukan secara transabdominal dan transrektal. Pemeriksaan USG transabdominal memiliki akurasi cukup baik untuk mendeteksi dan menilai pembesaran prostat. Sedangkan pemeriksaan USG transrektal dapat untuk mengevaluasi anatomi dan menghitung volume kelenjar prostat secara akurat. 

CT scan menghasilkan gambar penampang prostat yang lebih detail dan dapat mengevaluasi ukuran prostat, sayangnya CT-Scan tidak dapat menentukan stadium BPH, karena penentuan stadium berdasarkan gejala klinis.

Selain modalitas yang menggunakan radiasi, pemeriksaan radiologi juga menawarkan pemeriksaan menggunakan pemindaian magnetic resonance atau yang kita kenal sebagai MRI. Pada pemeriksaan MRI organ kelenjar prostat akan tampak homogen pada sequence T1 weighted (T1WI ) dan T2 weighted (T2WI), sehingga dapat memperlihatkan zona-zona pada kelenjar prostat.

Ketika pada klinis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) terus berkembang menjadi tumor ganas atau kanker, dapat dilakukan pemeriksaan tambahan dengan menggunakan Kedokteran Nuklir. Karena pemeriksaan ini memiliki kemampuan deteksi yang sensitif. Selain itu juga dapat digunakan untuk menilai respon terapi kanker prostat dengan metastasis. 

Berbagai modalitas pemeriksaan radiologi seperti sinar-x, CT-Scan, MRI, dan kedokteran nuklir memiliki berbagai sensitivitas dalam menegakkan diagnosa pada klinis BPH. Modalitas yang cukup berperan dalam pengukuran volume prostat antara lain, ultrasonografi, CT-Scan, atau MRI namun juga disesuaikan dengan keadaan pasien serta ketersediaan fasilitas di rumah sakit. USG menjadi modalitas umum dalam pemeriksaan ini dikarenakan biaya yang relatif terjangkau, aman, dan tersedia di hampir seluruh rumah sakit. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline