Lihat ke Halaman Asli

Kelak, Makam Pahlawan Kab. Tangerang Ada di Lengkong Kulon

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13115224061246076400

Waktu Tangerang hanya memiliki satu wilayah ( Kabupaten Tangerang Saja), Sebetulnya Tangerang sudah memiliki Taman Makam Pahlawan Taruna.  Kemudian ketika terjadi pemekaran wilayah, Kabupaten dan Kodya Tangerang maka TMP Taruna secara georafis berada di wilayah Kodya Tangerang, dan Kabupaten Tangerang akhirnya  TMP Seribu di Serpong dijadikan sebagai TMP Kabupaten. Selanjutnya, ketika pemekaran Kabupaten Tangerang terjadi kembali, Serpong yang dahulu masuk wilayah Kabupaten sekarang masuk wilayah Kota Tangerang Selatan dan otomatis kembali Kabupaten Tangerang kehilangan TMPnya. Itulah sebabnya Pemda Kab Tangerang sudah memutuskan menjadikan situs kompleks makam salah satu pendiri Kabupaten Tangerang Arya Wangsakara yang berada di Desa Lengkong Kulon Kec. Pagedangan menjadi lokasi TMP Kabupaten Tangerang. Saat saya berkunjung ke kampung saya ini, di komplek pemakaman Arya Wangsakara, beberapa warga setempat sedang sibuk membangun dan memperbaiki beberapa makam dan mempercantik areal sekitar makam, karena selain TMP didalamnya rencananya juga akan dibangun mueseum dan cagar budaya. [caption id="attachment_121019" align="aligncenter" width="607" caption="Kompleks Makam Arya Wangsakara "][/caption] Dikompleks pemakaman ini,selain Arya Wasangkara, juga dimakamkan kyai-kyai lain yang turut berjasa dalam pengajaran agama islam dan perjuangan melawan penjajah. [caption id="attachment_121020" align="aligncenter" width="608" caption="Kiri:Makam Arya Wangsakara & Makam Kyai lainnya"]

13115226111306202545

[/caption] Di seberang makam kelak  juga akan dibuat lapangan tempat upacara berlangsung yang menghadap ke makam, begitu ujar  salah seorang sesepuh masyarakat Lengkong Kulon yang saya temui di komplek makam. Kapan peresmian TMP ini dilakukan ? saya belum mendapat informasi yang tepat. Siapa Arya Wangsakara Raden Arya Wangsakara (R.A. Wangsakara) adalah seorang ulama atau kiai yang berasal dari Sumedang  Jawa Barat. Beliau merantau ke wilayah Tangerang karena tak sepaham dengan saudaranya yang berpihak kepada penjajah. Dalam pengembaraan Aria Wangsakara memilih daerah ditepian sungai sebagai tempatnya bermukim dan mengajarkan agama islam dengan cara mendirikan pesantren dan mendirikan mesjid.  Sama seperti pesantren di daerah Kalipasir dan di daerah Grendeng juga berada di tepi sungai Cisadane, karena santri harus dekat dengan sungai untuk memudahkan berwudhu kata sesepuh yang berbincang dengan saya. Arya Wangsakara memiliki dua istri, istri yang pertama berada di sebelah barat desa dan istri keduanya berada di sebelah timur desa.  Pesantren yang didirikan Arya Wangsakara berada di barat desa, itu sebabnya ada sedikit gurauan dari orang Lengkong, bahwa orang timur lebih pesolek dan lebih cantik karena istri kedua Arya Wangsakara berasal dari sana, sedangkan orang barat lebih religius karena istri pertama dan pesantren ada di wilayah barat. Kini rumah bekas istri pertama Arya Wangsakara masih ada namun sudah mengalami banyak perubahan ( sayang saya lupa foto rumah itu) hanya tersisa pohon asem besar sebagai penanda atau pintu masuk menuju desa itu. [caption id="attachment_121022" align="aligncenter" width="275" caption="Pohon Asem di gerbang menuju Desa"]

13115229291806414151

[/caption] Sayang tak banyak dokumen tentang Arya Wangsakara yang bisa saya peroleh, seorang bapak yang menemani saya bercakap-cakap bersedia mengantarkan saya ke seorang sesepuh yang rumahnya di daerah Curug Tangerang, beliau bilang orang itu memiliki silsilah lengkap Aria Wangsakara. ( kapan-kapan kalau ada waktu saya ingin sekali melihat dokumen itu) Pertempuran Lengkong. Selain sebagai ulama, Arya Wangsakara juga juga ikut aktif berjuang melawan VOC. Semangat melawan penjajah dari Aria Wangsakara diteruskan penduduk setempat pada masa penjajahan jepang, nenek dan kakek saya dulu sering bercerita mengenai perjuangan melawan NICA di desa Lengkong. Bukti adanya pertempuran melawan penjajah ada di monumen perjuangan Lengkong yang terletak di seberang sungai Cisadane dekat air mancur BSD meski sebetulnya pertempuran itu ada di desa saya, Desa Lengkong Kulon seberang kali cisadane. Dulu waktu saya masih kecil, di sela-sela pekuburan karet masih nampak beberapa makam pejuang yang gugur pada pertempuran lengkong, dimana pada pertempuran itu Mayor Daan Mogot dan 36 prajurit lainya gugur, saat pembangunan perumahan BSD, makam-makam itu direlokasi ke TMP Seribu, sedangkan bekas markas Jepang tetap dipertahankan dan dibuatkan monumen yang lebih bagus lagi. [caption id="attachment_121025" align="aligncenter" width="621" caption="Monumen Perjuangan Lengkong "]

1311523111442891882

[/caption] Dengan bukti historis diatas, tak salah rasanya jika Lengkong Kulon saya sebut sebagai Desa Perjuangan Tangerang dan pantas sekali jika TMP Kabupaten Tangerangpun berada di sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline