Kejadiannya ini mungkin sudah lama sejak jembatan layang Daan Mogot - Pesing di fungsikan, tapi saya menuliskannya karena belum lama saya baca berita tentang banyaknya polisi yang menjebak pengendara yang bersembunyi di tempat yang tak terlihat, kemudian menilang pengendara . Bedanya, polisi yang ada di ujung jembatan layang Daan Mogot ini, mereka tidak terang-terangan menjebak, karena mereka tidak bersembunyi, tapi polisi di sini tidak mengarahkan pengendara motor yang akan naik ke jembatan layang yang terlarang bagi motor dan truk, Yang saya lihat polisi di situ kesannya malah menunggu pengendara motor yang salah jalan dan siap menangkap pengendara motor yang baru akan naik atau turun dari jembatan layang. Padahal sebetulnya bisa saja polisi - polisi kasih tanda atau kode kepada pengendara motor yang nyaris salah jalan jangan ditunggu salah terus ditilang,Kalau yang baru turun dari jembatan layang bolehlah di tangkap karena sudah jelas salah jalan. [caption id="attachment_102078" align="aligncenter" width="434" caption="Polisi Berjaga di Ujung Jembatan Layang"][/caption] Sebetulnya bagi pengendara motor yang rutin melewati jalan Daan Mogot pasti tau dilarang lewat jembatan layang di situ, tapi bagi yang belum pernah melewati pasti agak sulit melihat rambu larangan naik jembatan layang, karena tulisan dan tanda larangan yang terletak di ujung jembatan layang itu kecil dan kurang bisa dilihat dari kejauhan dan warna tulisannya sudah agak pudar jika dilihat pengendara yang menggunakan helm. Sebetulnya ada tulisan tanda larangan yang agak besar, tapi sayangnya tulisan itu tertutup pohon dan terlalu tinggi untuk dilihat pengendara motor, jadi ini juga salah satu penyebab banyak pengendara yang terjebak di sana karena tak melihat tanda larangan itu. [caption id="attachment_102077" align="aligncenter" width="504" caption="Tanda Larangan Tertutup Pohon"]
[/caption] Buat rekan kompasianer yang naik motor dan belum pernah melewati jalan layang Daan Mogot - Pesing dan sebaliknya, waspadalah, jangan sampai salah jalan, lewat bawah saja meski lebih sering macet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H