Lihat ke Halaman Asli

Mercy

Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Jangan Ngomong Teknologi Ketinggian Mas Mendikbud, Website LTMPT Saja "Abal-abal"

Diperbarui: 29 Februari 2020   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebenarnya tinggi banget harapan kepada Mas Menteri  Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk membenahi pendidikan Indonesia. Kalau melihat time line program kerjanya keren banget dan menjanjikan. 

Nadiem  juga pede abis menghadapi para penggiat pendidikan baik organisasi guru sampai protes  lembaga nonformal yang selama ini "terpinggirkan". 

Nadiem juga bisa mengatur  Sekolah Internasional dengan memberi kebebasan "Merdeka Belajar" yang hasilnya semoga tidak memperlebar jurang antara sekolah untuk anak anak kaya versus anak anak miskin. 

Terakhir, di depan DPR Komisi X,  Nadiem leluasa menyampaikan visinya agar Pendidikan Indonesia (baca Perguruan Tinggi S1 sampai S3  dengan prodi prodi) kekinian dengan kualitas internasional.   

Salut melihat Nadiem berani merombak nomenklatur Kemdikbud yang --bukan rahasia-- menjadi tempat "basah"  bagi para pejabat dan pegawainya selama ini. 

Dana hibah atau Bansos yang trilyunan rupiah hanya dinikmati oleh lembaga pendidikan tertentu, yang mungkin, sekali lagi mungkin, punya simbiosis mutualisma dengan para pejabat pengatur dana.  

Bukan tanpa alasan jika kritikan masyarakat,  dana  APBN 20% bernilai ratusan trilyun rupiah untuk pendidikan, tetapi kenapa kualitas pendidikan Indonesia malah tambah hancur???  

Jelas pasti ada dana yang bocor, yang seharusnya untuk memperbaiki kualitas pendidikan eh mungkin bergeser menjadi memperbaiki "kualitas harta benda" kroni kroni dan oknum pejabat Kemdikbud

Satu lagi yang agak mengagetkan adalah, oknum Rektor, Dekan, dan para pejabat  universitas yang bisa dikatakan "untouchable" sekarang mau tidak mau mesti mendengar aturan  anak muda lulusan Brown University  Amerika tersebut.  Makanya suara suara sumbang ke Nadiem mulai keras terdengar. 

Namun suara sumbang itu tidak perlu diperhatikan selama upaya Mendikbud  terbukti bisa membuat Kemdikbud (dan menular   ke Dinas Pendidikan se-Indonesia) makin gercep (gerak cepat) dan bukan seperti gajah bengkak yang lamban melayani lembaga dan para penggiat pendidikan.

Beresin Teknologi di lingkungan Kemdikbud

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline