Lihat ke Halaman Asli

Mercy

Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Makin Mantap Buka Online Homeschooling Setelah Ngerti e-Rate BCA

Diperbarui: 17 Desember 2015   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menyiasati Kurs terbaik lewat e-Rate BCA"][/caption]

Setahun ini saya mundur maju untuk memantapkan bisnis membuka homeschooling online, khususnya bagi diaspora Indonesia di seluruh dunia. Yang membuat mundur maju adalahh UUD, ujung ujungnya duit.  Karena urusan transfer dari luar negeri ke Indonesia selama ini ribet, perbedaan kurs, dan biaya transfer  yang maharani, alias mahal bener ni.

Transfer via Keluarga

Jujur saja, dari pengalaman beberapa murid homeschooling di luar negeri, karena ribet caranya,  biaya lumayan mahal, dan selisih kurs sepanjang mentransfer SPP Homeschooling bulanan, akhirnya nereka memilih cara tradisional, yakni transfer via keluarga. Maksudnya mereka punya keluarga (kakek,nenek) di Jakarta yang rutin membayari fee homeschooling setiap bulan. Kebetulan sang kakek nenek punya komitmen membiayai pendidikan cucu cucunya yang saat ini ikut ayah bundanya bertugas di luar negeri.  Jadi Si Ompung yang mentransfer SPP homeschooling cucu, setiap awal bulan.

Nah bagaimana jika tidak punya transfer keluarga?

Target homeschooling online adalah para buruh migrant yang Cuma pendidikan SD atau SMP dan punya kesadaran menyelesaikan SMAnya. Memang ada beberapa Kedutaan atau Konsulat yang membuka pendidikan Paket A/B/C bagi para buruh migrant ini, biasanya setiap hari libur, Sabtu atau Minggu.

Masalahnya tidak semua buruh migrant rela hari liburnya dipakai untuk datang ke tempat pendidikan Paket A/B/C karena mereka ingin bersantai sebelum harus bekerja rodi lagi di hari berikutnya. Demikian juga urusan pembayaran biaya homeschooling, sekalipun MercySmart Homeschooling menerapkan biaya sangat ekonomis untuk para buruh migrant yang ikut program SLTP dan SLTA, tetapi kendalanya adalah mendatangi bank atau harus punya rekening di bank asing tersebut. 

Online Homeschooling

Karena itu, terobosan membuka online homeschooling berbasis Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM  di bawah naungan Kemdikbud RI menjadi pilihan menarik.  Dengan belajar online, para buruh migrant bisa memanfaatkan waktu malam hari sebelum tidur untuk belajar materi pelajaran, cukup 1 jam sehari.

Setelah selesai dalam 6 bulan, siswa bisa mengikuti Ulangan Akhir Semester untuk mengetes kemampuan menjawab berbagai jenis pertanyaan, yakni pilihan ganda, mengisi, dan essay.  Hasil tes itulah menjadi nilai raport. Selanjutnya setelah menyelesaikan 6 semester di SMP dan SMA, siswa bisa mengikuti Ujian Nasional yang langsung diselenggarakan oleh Kemdikbud RI. Idealnya mereka mengikuti Ujian di DKI Jakarta, tempat basecamp Homeschooling.

Namun kalau mereka tidak bisa datang ke Jakarta saat jadwal UAN, maka mereka bisa mengikuti ujian secara online (seperti janji Kemdikbud) atau ya ikut ujian biasa di Kedutaan atau Konsulat terdekat.

Jadi secara teknis urusan pembelajaran, ulangan semester, hingga Ujian Nasional sudah bisa diantisipasi dan diatasi berbagai kendalanya. 

Sebagai informasi, sistem belajar online ini sudah sejak 5 tahun lalu dijalani siswa MercySmart Homeschooling terapkan untuk siswa di luar kota dan luar negeri, yang terjauh adallah di Honolulu Hawaii.  Sekalipun homeschooler ini adalah warga negara USA (karena lahir di USA), tetapi kedua orangtuanya menginginkan anak-anaknya belajar materi Indonesia, terutama matematika, bahasa Indonesia, Pkn, dan IPS. Sedangkan materi Bahasa Inggris dan Sains relative tidak berbeda dengan materi sekolah di negeri Paman Sam itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline