Tidak pernah mimpi, ulang tahun saya bisa dirayakan dengan cara aneh. Sampai-sampai "Steven Spielberg" dan puluhan orang asing, yang sedang berlibur ke Universal Studio Singapura ikut merayakan . Lho kok bisa, gimana caranya? Ya begini kisah nyata yang layak saya bagi untuk lomba blog Kompasiana Silk Air. Sampai sekarang, perayaan ultah saya yang aneh itu adalah satu dari sedikit pengalaman liburan favorite saya. Mengapa favorite? karena liburan penuh kejutan menggembirakan, hommey travelling, dan tidak menguras isi kantong, hehehe. Mengapa aneh? silakan baca terus yaaaa. Skenario awalnya sederhana saja. Saya berburu tiket murah meriah dan cari jadwal tidak bentrok dengan acara penting, seperti meeting, presentasi, atau jadwal ulangan homeschooling anak-anak. (Homeschooling = sekolah, ada ujian dari Kemdikbud). Saya juga mencari jadwal tidak hari libur, baik libur umum apalagi liburan anak sekolah, karena pasti antri panjang dan biaya bengkak karena harga tiket pesawat mahal dan tiket masuk Universal Studio naik. Akhirnya dapatlah tanggal yang ternyata pas dengan ulang tahun saya yang ke sekian. Pramugari gelagapan Anak bungsu saya, Christo heboh sekali. Ini perjalanan pertama dia ke luar negeri. Bayangan luar negeri seperti di film-film Hollywood rupanya sudah memenuhi alam imajinasinya. Dan dia sibuk berceloteh dan bertanya seperti apa ya luar negeri . Kehebohan Chrsto buat saya ada bonusnya juga, Christo yang tadinya malas belajar Bahasa Inggris, tiba-tiba menjadi lebih rajin sedikit berbahasa Inggris. Kehebohan Christo terus berlanjut, dari masuk Bandara Soetta Cengkareng sampai ke dalam pesawat. Kali ini pemumpang tidak terlalu banyak sekitar 8/9 kursi yang terisi. Kami ada di kursi ketiga dari depan. Persis di depan kami adalah Pendeta yang terkenal, Gilbert Luimondong dan istri. Buat anak sulungku Christie, itu pertanda baik, "Ya lumayan bisa satu pesawat dengan Hamba Tuhan, jadi doanya lebih kencang selama penerbangan, " celetuk anak sulungku, Christie yang biasanya jarang berkomentar. Sementara Christo yang sedang semangat praktek berbahasa Inggris, tak menyia-nyiakan kesempatan di dalam pesawat, Christo sibuk bertanya pada pramugari, "Miss, acoording to your opinion, how is Singapore? Is Singapore better than Indonesia, Which one do you like, Indonesia or Singapore?" Ternyata pramugari ini cukup gelagapan menjawab pertanyaan Christo, dan cuma senyum-senyum saja. "Please take these,' sambil menyodorkan permen sepiring. Oh rupanya dia bukan orang Indonesia. atau bukan warga negara Indonesia, Jadi dia takut salah jawab. Kalau dia jujur, lebih suka Singapura, nanti bisa bisa didemo puluhan orang Indonesia yang memenuhi pesawat milik Singapura itu, hahahaa. Mendengar percakapan ini, bahkan, Pendeta Gilbert yang ada di kursi depan kami, sempat melongok ke belakang sambil nyengir. Setelah 1 jam 45 menit di dalam pesawat, akhirnya sampai di Singapura. Selesai ambil bagasi, eh ketemu Pendeta Gilbert lagi yang katanya sore sudah kembali ke Jakarta. Christie tak lupa minta foto. "Supaya bukti, kita ketemu Om Gilbert di Singapura, bukan di seputaran Tanah Abang Jakarta, sepert biasanya " ucap Christie sambil bergaya. Hmm abege sekarang ya, mengikuti cara Bapak Presiden, tetap pencitraan deh. Nasionalisme di Negeri Orang Lanjut dari Bandara, kami naik taksi ke rumah kenalan kami, orang Indonesia yang kerja sebagai Pilot di Maskapai Singapura. Sore itu ada pertandingan bola antara Indonesia melawan Singapura di Stadion Singapura. Bersama beberapa tamu orang Indonesia yang ternyata penggila bola, kami menikmati pertandingan dari televisi saja. Setiap pemain Indonesia melancarkan serangan ke gawang Singapura, berteriak-teriaklah para penggila bola Indonesia ini. Dan sesaat kemudian, giliran pemain Singapura yang menendang bola, terdengar teriakan dari rumah tetangga, yang pasti orang Singapura. Ternyata rasa nasionalisme kita kalau di negeri orang menjadi lebih tebal ya, walau cuma nonton bola di televisi. Seru !!! (padahal kalau di Indonesia, saya malas nonton pertandingan bola Indonesia, wkwkwkwk) Universal Studio Setelah menghabiskan malam di kamar tamu rumah Pak Captain Pilot yang luas, esok pagi kami langsung ke tujuan, Universal Studio. Bangun, mandi, dan langsung menunggu bis umum ang mengantar kami ke stasiun MRT terdekat.Begitu terpesona melihat kebersihan dan keteraturan Singapura dari rumah sampai ke Pulau Santosa, tempat Univesal Studio, membuat saya lupa ulang tahun. [caption id="attachment_261775" align="alignnone" width="300" caption="Universal Studio Singapura"][/caption] Akan ada perayaan Ulang Tahun yang Aneh, dimulai ketika saya membaca pengumuman di pintu gerbang Universal Studio bahwa tersedia hadiah bagi pengunjung yang berulang tahun, Wow, keanehan yang asyik, saya nggak nyangka mendapat kejutan yang menggembirakan, whatever hadiahnya. Tapi tetap sambil berharap hadiahnya sebanding dengan tiket masuk yang sekitar Rp 500 ribuan perorang. Ternyata lumayan loh, saya dapat dua kupon, satu gratis makan, satu lagi kupon diskon untuk beli merchandise. Dari daftar tamu, hari itu 12 orang tamu yang berulangtahun di Universal Studio. Saya lirik daftar nama tamu yang ultah hari ini, ada dari Malaysia, dari Brunei, dari UK, dari USA, dari Singapura, dan pastinya dari Indonesia. Itulah kelebihan servis Singapura. Mereka memberi apresiasi bagi tamu yang berulangtahun. Itu teknik marketing yang belum pernah saya nikmati di berbagai tempat wisata Indonesia. Dan it works, karena saya yang tadinya nggak mau belanja, akhirnya memborong merchandise, karena dapat voucher diskon tadi. Kejutan belum berakhir, dan bagi saya ini kejutan yang tidak bakal terlupakan karena terjadi di tempat asing di Universal Studio. Setelah antri setengah jam, akhirnya giliran kami masuk ke Steven Spielberg Studio di Kompleks Universal Studio Singapura.Ketika pertama masuk, MC-nya yang bersuara riang menyambut kami dengan sapaan hangat, dan juga bertanya, apakah ada yang berulang tahun hari ini? [caption id="attachment_261776" align="aligncenter" width="300" caption="Studio Steven Spielberg"]
[/caption] Spontan anak bungsu saya, Christo, bersuara,My Mom. Today is her birthday. MC-nya langsung mengajak semua yang hadir menyanyi happy birthday sampai bertepuk tangan. Kebetulan di kiri kanan kami adalah keluarga bule, berwarganegara Amerika dan Inggris. Setelah selesai nyanyi, MC-nya memprovokasi hadirin untuk memberikan selamat ultah, dan tiba-tiba saya merasa punya banyak sahabat di Universal Studio. Wow, selepas acara kagetan itu, MC-nya yang akhirnya tahu bahwa kami orang Indonesia, dengan terpatah-patah menyatakan dalam bahasa Indonesia bergaya Melayu , ates name tuan Steven Spielberg dan menejemen Universal Studio, saya ucapken hepi bersdey Ibu Mercy dari Indonesie, Semoge tahun - tahun mendateng bise ajak semue keluarge dateng lagi ke sini. Yah itulah pengalaman berkesan, karena hommey travelling for me. Kisah sederhana, hanya ucapan selamat ulang tahun yang tak terduga, membuat saya, dengan sukarela menjadi free marketing alias pemasar yang tidak dibayar untuk liburan ke Singapura -- yang pasti membawa keuntungan mulai dari pesawat ke Singapura, shopping di Singapura, dan Universal Studio Singapura. Kalau dihitung, sudah belasan bahkan puluhan orang saudara dan kenalan yang akhirnya menabung untuk dirinya atau anaknya agar bisa "berulang tahun ala saya di Universal Studio ", mungkin termasuk adik saya, Joko Parulian, yang ultah besok 28 Agustus. Siapa yang nggak terkesan menikmati hommey travelling, mendapat ucapan selamat ultah yang seru, dari orang asing di negeri asing sehingga ulang tahun saya serasa di kampung sendiri. Plus bonus vocher makan gratis dan discount merchandise tepat pada hari istimewa kita? Duh, saya jadi ingin merayakan ultah di Chiang Mai atau Hanoi (hahaha, ngarep.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H