Lihat ke Halaman Asli

Wawancara Dengan Majalah Islam Tarbawi

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Akhirnya tamu yang saya tunggu-tunggu dari jam 13.00 datang juga, setelah sebelumnya ada telpon dari mbak Purwanti. Ternyata telpon itu dari penulis majalah Islam Tarbawi yang kemarin nelpon untuk berkunjung dan wawancara.Beliau mengatakan bahwa : " Saya tersesat Bu, posisi saya ada di Pancoran." "Aduh kenapa sampai Pancoran mbak?" Begitu jawabku. " Rumah saya tidak sampai Pancoran, coba mbak teruskan lagi kearah kuningan dan masuk kearah Casablanka - Tanah Abang. Tolong balik arah masuk bawah kolong Flay-Over Sudirman 50 M belok kiri Jl. Bek Murad terus menyusuri belakang Wisma Metropolitan ketemu Masjid Al Jihat nah rumah saya tidak jauh dari situ." Begitu arahan ku dan jam 14.30 lebih dikit mbak Purwanti dan mbak Yenni Siswanti sampai rumah ku dengan selamat.... Alhamdulillah. Tentang majalah Tarbawi itu sendiri awalnya saya tidak tahu bahkan belum mengenalnya sama sekali. Ternyata majalah Tarbawi terbit  sejak tahun 1999 edisi terakhir No. 235 Th 12 Ramadhan-Syawal 1431 h, waoow sudah lebih satu dasawarsa. Kok aku gak tau ya? Sebagai kenangan saya dibawakan 2 buah edisi 235 Th 12 dan Edisi 234 12 agustus 2010.Isinya bagus menarik dan berwawasan luas tidak hanya diisi dengan doa-doa saja Majalah-majalah bernuansa Islam yang sudah saya kenal dan sering saya baca yaitu Hidayah, Sabili dan Al Kisah bahkan saya juga sempat berlangganan selama 3 tahunan. Dulu waktu Habibie masih balita saya juga langganan majalah khusus untuk anak-anak yaitu "Aku Anak Soleh" maksudnya untuk pelajaran dasar keimanan buat Habibie. Paling tidak dia mengenal dulu tentang Islam. Saya ingin menampilkan sebuah Petikan/Qobasat : dari Tarbawi edisi 234 Th 12, 12 Agustus 2010. Lima Tanda Orang Bijak Diantara tanda-tanda orang yang bijak adalah, Pertama, hatinya selalu memiliki niat suci. Kedua, lidahnya selalu basah dengan dzikrullah. Ketiga, matanya menangis karena penyesalan ( terhadap dosa-dosanya ). Keempat, segala permasalahan dihadapinya dengan sabar dan tabah. Kelima, ia selalu mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Setelah bertegur sapa dengan keduanya tentang maksud dan tujuannya datang kerumah ku, maka kami bertiga asyik ngobror. Kami ngobrol bertiga dulu karena Habibie sedang istirahat setelah lama menanti. Saya jawab beberapa pertanyaan seputar masa kecil dan pola pengasuhan pada Habibie. Semua yang saya sampaikan direkam oleh mbak Purwati.Setelah melaksanakan sholat Ashar maka Habibie pun datang untuk wawancara seputar dirinya dan kegiatan sehari-harinya. Dan yang terakhir, biasa yang satu ini pasti tidak akan dilewatkan, foto narsis untuk melengkapi data. Rencananya hasil wawancara ini akan dimuat pada edisi 236 setelah lebaran nanti. Kita tunggu saja ya majalahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline