Lihat ke Halaman Asli

Nunung Anggraeni

Seorang ibu rumah tangga biasa yang suka baca dan nulis

Aku dan Gaji Pertamaku

Diperbarui: 27 Juli 2019   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gara-gara viral instastory tentang gaji fresh graduate lulusan UI jadi ingat gaji pertamaku. Dulu...aku termasuk salah satu mahasiswa yang beruntung karena bekerja seminggu setelah wisuda. Hari Sabtu wisuda, Senen berikutnya wawancara pertama, hari Rabu wawancara kedua dan minggu berikutnya bekerja untuk pertama kalinya. 

Jaman dulu masih fresh gradutae, boro-boro minta nego gaji. Buatku yang pertama kali kerja dapat gaji aja udah seneng banget. Dan tahu nggak guys berapa gaji pertamaku? 650 ribu rupiah. Yup..beneran 650 ribu rupiah. Padahal aku meskipun bukan lulusan UI, juga lulusan salah satu universitas negeri ternama di Jawa Timur yang saat ini peminatnya nomor satu se Indonesia. Padahal perusahaanku perusahaan nasional loh. Cuman pabriknya saja di kota kecil di Jawa tengah. Jadi 650 ribu itu sepertinya UMR saat itu di kota tersebut.

Jaman segitu sih uang 650 ribu itu ya pas. Pas-pasan maksudnya. Nggak lebih-lebih tapi ya nggak kurang lah buat ngekos dan makan. Uang kos cuman 75 ribu sebulan, makan siang dapat dari kantor. Ke kantor jalan kaki wong cuma 10 menit dari kost. Makan pagi terkadang diajak ibu kos sarapan karena yang kos aku doang. Hihihi..makasih banyak ya pak dan bu kos. Sisa uangnya bisa buat beli kebutuhan wanita sebulan dan beli buku ke Gramedia karena hobiku baca. Yaah lumayanlah meski gak berlebih.

Paling susah kalau mau pulang kampung. Uang gaji nggak bersisa setiap bulan. Jadi setiap pulang kampung minta tiket kereta ke orang tua. Trus biar irit kemana-mana juga minta kiriman motor pas jaman kuliah ke ortu. Yaah...meski masih minta ortu paling nggak sudah nggak minta jatah uang bulanan lagi seperti pas jaman kuliah.

Paling salut sama temen kuliah yang masuk kerja bersamaan. Dia cowok loh dan dengan gaji UMR kota kecil yang gak ada sejuta itu dia berani ajak nikah bawahannya loh. waah..saat itu bayanginnya aja aku gak sanggup. Lah iya lah buat hidup sendiri aja aku pas-pasan. tapi dia berani ajak nikah anak orang. Tapi bener kata Allah sih kalau rejeki itu sudah dijamin sama yang diatas. Jadi meski gaji dia sama dengan gajiku nyatanya cukup-cukup aja tuh buat hidup berdua dan kontrak rumah kecil sama istrinya. Itu kali yang namanya berkah ya.

Jadi sebenarnya gaji itu menyesuaikan dengan gaya hidup. Seberapapun gajinya kalau gaya hidup meningkat ya pas-pas aja jatuhnya. Bukan terus berlebih - lebih bisa beli rumah tiga biji misalnya. Heehehe..dan intinya sih berkah. Seberapapun besarnya gaji kalau berkah pasti selalu cukup. Begitu juga meskipun gajinya 100 juta tapi kalau nggak berkah ada saja kejadian yang bikin gaji selalu habis. 

Oya satu lagi yang berkesan dari gaji fresh graduateku ini aku bisa beli kambing kurban untuk pertama kalionya loh. Harga kambing kurban saat itu 600 ribu rupiah. hampie sama dengan gajiku sebulan. Rasanya bisa beli kambing kurban sendiri itu seneeeng banget .Ini cerita gaji pertamaku, mana ceritamu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline