Lihat ke Halaman Asli

Nunung Anggraeni

Seorang ibu rumah tangga biasa yang suka baca dan nulis

Teman Perjalananku dari Waktu ke Waktu

Diperbarui: 9 Desember 2016   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Bicara tentang traveling nggak ada habisnya. Ya iyalah banyak destinasi impian yang belum dikunjungi. Aku sendiri bukan traveler seperti orang-orang. Hanya ibu rumah tangga biasa yang kebetulan senang jalan-jalan. Dari jaman masih kuliah juga sudah senang jalan-jalan. Meskipun jalan-jalannya naik motor ramai-ramai sama teman-teman. Tapi sampai juga loh di Bromo dan Telaga Sarangan. Hihi..jadi ingat jaman muda. Kebiasaan suka jalan ini terbawa sampai aku menikah dan punya anak. Awal menikah jalannya dekat-dekat saja seputaran  Jakarta dan Bandung . Sekali-kali  jalan-jalan yang agak jauhan  ke Candi Borobudur atau Jogjakarta sekalian pulang kampung. 

By the way tiap jalan pasti bawa peralatan kamera biar ada kenang-kenangannya. Kalau jaman kuliah sih bawaan pas traveling itu kamera kodak yang masih isi pakai rol film. Jadi nggak bisa narsis sepuasnya karena isi filmnya kan mahal. Trus kalau mau lihat hasilnya juga harus dicetak. Jadi foto-fotonya terbatas. Nggak sebanyak saat ada kamera digital seperti sekarang. Kemarin sempat aku cari kamera kodaknya buat difoto.  Tapi entah sudah hilang kemana. 

Saat anak pertama lahir  menyimpan kenang-kenangan dalam sebuah foto lebih mudah karena saat itu sudah ada handphone berkamera. Saat itu handphone kami merk Nokia dengan  kamera 2 MP.  Tapi bisa cepret-cepret anak sepuasnya itu rasanya seneng banget. Ya iyalah..kan nggak harus pakai rol film dan bisa langsung lihat hasilnya. Selain buat fotoin anak,  handphone ini juga peralatan yang  wajib dibawa saat traveling.  Saat traveling  handphone tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi namun juga   bisa dimanfaatkan untuk memotret  banyak obyek. Dengan handphone 2 MP  banyak obyek di tempat wisata   yang bisa difoto dan bisa narsis sepuasnya tanpa kehabisan rol film.  

Setelah era Nokia, kami berganti dengan Samsung. Jaman itu Samsung belum sebooming sekarang. Belum model smartphone seperti sekarang. Samsung duosku ini lumayan lama menemaniku jalan-jalan ke berbagai tempat wisata. Buat kenang-kenangan, meskipun sudah bertahun-tahun dan sudah rusak, handphonenya masih kusimpen loh. 

Teman perjalanan di awal traveling (dokumentasi pribadi)

Setelah beberapa waktu Samsung menemani perjalanan kami, akhirnya aku membeli kamera pocket yang kualitasnya agak bagus. Kamera pocket ini hasilnya lebih bagus dan terang dibandingkan handphone yang hanya 2 MP. Sejak memiliki kamera pocket setiap jalan-jalan kamera pocket ini yang menemani perjalanan kami. Malang, Blitar, Jogjakarta, Bandung, Malaysia, Singapura dan Eropa adalah sebagian tempat yang pernah kami datangi dan terekam di kamera pocket kami.  Handphonenya yang kami bawa saat traveling masih sama yaitu Samsung Duos.  Tetapi fungsi handphone saat traveling hanya untuk berkomunikasi saja karena untuk memotret kami sudah menggunakan kamera pocket.

Kamera pocket teman perjalanan (dok:pribadi)

Paris (dok:pribadi)

Volendam (dok:pribadi)

Singapura (dok:pribadi)

 

Ngomongin tempat wisata, dari sekian banyak tempat wisata yang aku kunjungi, aku paling terkesan dengan Dieng. Aku menyebutnya Negeri Di Atas Awan. Telaga Warna, Telaga Pengilon, Komplek Percandian, Kawah Sikadang dan Teh Tambi adalah beberapa tempat yang menarik di Dieng.  Nama Telaga Warna sendiri diberikan karena keunikan fenomena alam yang terjadi di tempat ini, yaitu warna air dari telaga tersebut yang sering berubah-ubah.  Terkadang telaga ini berwarna hijau dan kuning atau berwarna warni seperti pelangi. Fenomena ini terjadi karena air telaga mengandung sulfur  yang cukup tinggi, sehingga saat sinar Matahari mengenainya, maka warna air telaga nampak berwarna warni.  Telaga Warna berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut, dan dikelilingi oleh bukit-bukit tinggi yang menambah pesona keindahan alam sekitar telaga warna.  Waktu yang paling tepat untuk mengunjungi telaga warna adalah saat pagi atau siang hari, karena pada sore hari, kabut tebal akan menutupi daerah sekitar telaga warna, sehingga pengunjung tidak dapat menikmati keindahan alamnya

Banyak sekali momen perjalanan yang terekam dengan jepretan kamera pocketku. Karena bukan traveler sejati,  jadi kebanyakan fotonya bukan landscape tapi foto-foto narsis. Hahaha. Karena bukan traveler profesional dan menjadikan jalan-jalan sebagai pengisi waktu luang aku berpikir tidak perlu membeli kamera DSLR yang mahal. Tapi tiap lihat hasil jepretan teman-teman yang jalan-jalan pakai kamera DSLR hasilnya bikin iri. Soalnya bagus banget. Gambarnya lebih tajam dan hidup. Beruntung salah seorang teman berniat menjual kamera DSLR nya  karena ingin beli yang spesifikasinya lebih tinggi. Jadilah Canon 1100 D  ini menjadi milikku buat teman jalan-jalan.

teman travelingku sekarang (dok:pribadi)

Kini sudah hampir tiga tahun si DSLR menemani perjalananku. Memotret gunung, pantai, taman dan danau. Dibawa dari satu tempat wisata ke tempat wisata lain. Kebetulan tiga tahun terakhir aku mulai ngeblog. Jadi keberadaan DSLR untuk traveling ini menghasilkan gambar yang tajam dan membantu dalam aktifitas ngeblogku. By the way selain kamera barang yang dibawa saat traveling adalah smartphone. Ya iyalah sekarang jaman sudah canggih. Jadi sudah bukan model handphone jadul lagi. Sekarang ada smartphone yang bisa digunakan untuk update status di media sosial. Jadi  kamera dan smartphone menjadi barang yang wajib dibawa saat traveling.  Selain itu  dua barang yang tidak boleh ketinggalan saat traveling adalah tongsis dan powerbank. Hehehe..jaman sekarang smartphone masti sudah kelimpungan. Makanya power bank nggak boleh ketinggalan.                     

Dieng jepretan DSLR dua tahun lalu (dok:pribadi)

Telaga warna (dok:pribadi)

Setelah menemani sekian lama sekarang DSLRku sudah mulai ngambek. Sering ada garis merah di layar saat memotret. Jadi hasilnya pun jadi tidak bagus. Terkadang tiba-tiba tampilan layar menjadi hitam putih atau bergaris-garis. Mungkin karena sudah aku pakai selama tiga tahun dan itu pun aku beli second dari temanku. Sepertinya sudah saatnya aku ganti kamera. Kalau traveling nggak bawa kamera sepertinya ada yang kurang. 

By the way beberapa waktu yang lalu aku sempat komentar di salah satu foto instagram temenku saat lagi liburan ke Lombok. Gambarnya bagus banget. Tajam dan jernih. Karena penasaran aku komen di instagramnya pakai kamera apa. Katanya pakai kamera mirrorless. Aku kira dia pakai kamera DSLR dengan lensa yang oke. Ternyata pakainya kamera mirrorless. Waah ternyata hasil jepretan mirrorless bagus banget. Aku sendiri juga pernah lihat beberapa foto hasil kamera mirrorles milik adikku Hasilnya bikin pengin beli. Hahaha. Soalnya selain hasil foto yang bagus kamera mirrorless ini lebih kecil dan lebih ringan daripada DSLR. Jadinya lebih praktis saat dibawa traveling. Nggak usah nenteng berat kemana-mana. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline