Lihat ke Halaman Asli

Pertanyaan Seorang Anak

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Anak-anak kadang tingkahnya lucu dan sering bikin saya tertawa karena tingkah lakunya ataupun pertanyaannya. Maklum juga seumuran anak saya banyak sekali keingin tahuannya pada sesuatu yang menurut dia menarik.

Anak umur sepuluh tahun kadang masih belum mengerti maksud sebuah kata yang jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Di dalam bahasa Indonesia sering kita jumpai misalnya kata-kata ungkapan ataupun istilah dalam perumpamaan kata.

Sudah sejak dua tahun ini anak saya memakai bahasa Ingris untuk bahasa keseharian kami dirumah. Dalam tahap belajar bahasa asing, saya masih tetap mengingatkan anak saya untuk berbahasa Indonesia kadang kala agar tidak melupakannya. Salah satunya membiasakan anak saya untuk membaca buku cerita berbahasa Indonesia walaupun hanya seminggu sekali.

Suatu hari anak saya bertanya begini, “ Mom, what kind of job as a smashing bone?”Sejenak saya berpikir apa maksud pertanyaan anak ini. Kemudian saya balik bertanya kepadanya untuk menjelaskan apa maksudnya dia bertanya seperti itu.

Dengan lagak seorang bocah dia menjelaskannya begini, “I don’t know Mom, this book said like that and it doesn’t make sense to me.”

Kemudian anak saya menunjukan sebuah kalimat di buku tersebut ke saya. Hampir terpingkal-pingkal saya tidak bisa menahan tawa setelah membaca kalimat tersebut, apalagi saya termasuk orang yang sulit berhenti tertawa.

Kalimat itu berbunyi :Ayah Adi bekerja membanting tulang setiap hari untuk menghidupi keluarganya.

Setelah saya jelaskan apa arti kalimat tersebut anak saya yang gantian yang tertawa. Itulah anak-anak yang dalam tahap belajar menambah ilmu dengan kata-kata.

Sejak kejadian itu setiap kali anak saya mau bertanya tentang arti sebuah kata, dia selalu bilang “jangan tertawa lho Mam!”

Saya juga menjelaskan kepadanya bahwa kalau saya tertawa bukan berarti mengejeknya. Ada kalanya seseorang ingin menjelaskannya dengan bijak, tapi situasinya kadang tidak sesuai.

Saya sendiri juga kadang bingung antara menjelaskannya dulu kemudian tertawa belakangan, sementara yang keluar malah tertawanya duluan.

Untung anak saya mengerti bahwa ibunya paling nga bisa menahan tawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline