Lihat ke Halaman Asli

Ibrahim Muslim Hanif

Mahasiswa Geografi UI

Pentingnya Keberadaan dan Kualitas Situ di Kota Depok

Diperbarui: 28 Desember 2022   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Peran Vital Air pada Manusia

Air merupakan bahan alam yang diperlukan oleh manusia, hewan, dan tanaman untuk menjalani hidup yaitu sebagau media pengangkut zat-zat makanan, juga merupakan sumber energi serta berbagai keperluan lainnya (Arsyad, 1989).  Kebutuhan akan air membuat air yang berada di permukaan yaitu sungai dan danau juga di bawah permukaan yaitu air tanah dimanfaatkan oleh manusia. Penggunaannya biasanya seperti untuk mencuci, mandi, sumber air minum, pengairan sawah, media peternakan ikan, dsb. Namun, karena air merupakan zat kimiawi maka bertemunya dengan zat lain dapat membut air tersebut tercemar yang tidak baik bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Sehingga terjaganya kualitas air menjadi hal yang sangat penting tidak hanya bagi yang hidup di sekitar badan air namun juga yang jauh dari badan air.

Terbentuknya Danau di Kota Depok

Salah satunya adalah Kota Depok. Kota Depok merupakan salah satu daerah yang memiliki situ dan danau terbanyak di Jawa Barat. Situ dan danau merupakan perairan tenang yang menempati sebuah cekungan yang ada di daratan sehingga volume air yang dapat dimanfaatkan lebih banyak dibandingkan pada sungai. Mengapa Kota Depok memiliki banyak situ dan danau, apa yang terjadi? Dilihat dari topografi Kota Depok yang memiliki perbukitan hingga dataran dengan ketinggian 40 – 140 meter di atas permukaan laut dengan lereng 2 – 15% dari barat hingga timur memperlihatkan kondisi umum Kota Depok yang merupakan dataran. Saat sungai melewati dataran dengan lereng yang tidak besar maka sungai akan melebarkan badannya dan bergerak mencari dataran yang lebih rendah membentuk kelokan atau meander seperti yang kita lihat pada Sungai Ci Liwung yang berada di Depok memiliki kelokan dan badan air yang besar. Proses panjang pergerakan sungai ini tidak langsung membentuk bentuk Sungai Ci Liwung seperti yang ada saat ini namun sering terjadinya pelebaran atau penyempitan karena energi pergerakan air yang kurang. Saat energi pergerakan air cukup besar maka dataran dapat tergerus menjadi sebuah cekungan atau lubuk yang saat pada bagian dangkalnya membuat energi pergerakan air tidak cukup kuat dan menutup akses pada lubuk membuat adanya genangan air yang disebut sebagai sungai mati atau oxbow lake yang selama perkembangannya dapat menjadi sebuah danau. Dengan Depok yang dilewati oleh Sungai Ci Liwung dan Sungai Ci Sadane, hal ini banyak membentuk danau yang dapat kita lihat saat ini di Kota Depok. Dengan danau-danau ini yang akhirnya dimanfaatkan untuk dioptimalkannya pembendungan maka danau ini menjadi sebuah situ.

Keberadaan Situ di Kota Depok

Kota Depok memiliki 25 situ dengan total luas 169,68 Ha atau 0,84% dari luas Kota Depok. Secara umum, dasarnya manusia sejak dahulu memiliki insting untuk bertempat tinggal dekat dengan badan air yang akhirnya menjadikan kota-kota yang saat ini ada di Indonesia mengartikan air memiliki peran vital dan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Danau-danau di Kota Depok dapat dimanfaatkan untuk sumber air bagi pertanian, air minum, kebutuhan sehari-hari, rekreasi, tempat budidaya ikan, pengembangan nilai budaya, pelestarian keanekaragaman hayati, serta pencegahan banjir dan erosi tanah. Sayangnya, banyaknya manfaat ini tidak dikelola dengan baik fungsi lingkungannya. Sehingga situ-situ yang ada di Kota Depok banyak kita lihat tidak memiliki banyak keanekaragaman hayati, berbau, banyak sampah, dsb serta pembangunan yang membuat hilangnya situ. Kehilangan fungsi dan fisik situ akan berpengaruh besar pada kehidupan sekitar dan tidak terjadinya manfaat yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya. Selain itu, kerugian tersebut akan dirasakan tidak hanya oleh warga Kota Depok saja melainkan kota sekitarnya karena suatu ruang memiliki keterikatan sebab akibat dengan yang lebih dekat memiliki keterikatan lebih.

Hilangannya Fungsi Situ

Mengapa situ dapat kehilangan fungsinya? Dominannya penggunaan lahan di perkotaan yang semakin intensif merupakan konsekuensi logis dari tekanan perkembangan kota yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk. Hal ini mempengaruhi kerusakan yang terjadi pada lingkungan sekitar baik fisik maupun kualitas dari situ. Kota Depok telah mendorong perubahan penggunaan lahan yang mengancam keberadaan situ secara langsung yaitu merubah beberapa kawasan situ menjadi perumahan, sekolahan, lapangan dan lainnya, sedangkan secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pendangkalan, pencemaran dan penyusutan air situ. Peningkatan perubahan penggunaan lahan dapat terlihat dari meningkatnya koefisien limpasan menjadi 0,55. Dengan Kota Depok yang masih darurat sampah membuat penyusutan ini ditambah dengan tercemarnya air situ oleh limbah domistik. Dengan salah satu pengukuran yang dilakukan bahwa Biological Oxygen Demand (BOD) situ di Pesanggrahan berada pada nilai 12 dan titik lainnya berada pada nilai 21 tidak memenuhi syarat dan membuat situ tidak memiliki keanekaragaman hayati karena konsentrasi air yang tinggi disebabkan oleh kegiatan industri atau adanya limbah industri. Juga berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran metode Storet nilai salah satu situ yaitu Situ Rawa Belong tergolong buruk dengan status mutu air kelas D (skor (-46) – (-48)) menunjukan situ tersebut mengalami pencemaran berat dan komunitas yang tidak stabil. Dari kedua pengukuran memperlihatkan diversitas komunitas situ yang kurang baik yang berasal dari kualitas air itu sendiri membuat komunitasnya tidak dapat menghidupi ekosistem tersebut apalagi digunakan oleh manusia yang tidak menghidupi ekosistemnya.

Kondisi Saat ini

Hal ini terjadi tidak hanya karena kesadaran atau peranan masyarakat sekitar situ saja namun juga tata kota karena terjadinya hal tersebut menjadi bentuk kurang pemerhatiannya pada situ. Perencanaan yang kita lihat saat ini seperti revitalisasi dengan tujuan rekreasi memperlihatkan kurangnya pemerhatian akan pemanfaatan situ dalam hal lain selain pemandangan. Sehingga, Kota Depok memiliki potensi situ yang masih bisa dimanfaatkan namun juga sedang dikejar waktu secara berbanding lurus oleh penyempitan dan pendangkalan lahan yang membuat situ hilang perlahan setiap tahunnya serta menurunnya kualitas permukaan airnya. Pembenahan dan pemerhatian oleh seluruh kalangan perlu ditingkatkan sebelum situ rusak dan/atau hilang.

Referensi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline