Lihat ke Halaman Asli

Ibrar Mufti

Siswa MAN 2 Kota Padang Panjang

Diam Membungkam

Diperbarui: 6 September 2022   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diam Membungkam

Selalu ...
Mulut terlaku kelu, selalu ...
Menjadi saksi tukang omong
Remeh bertebaran sana sini begitu sombong

Entahlah...
Mungkin terlalu dini menyimpulkan, entahlah ...
Kadang terlalu berpijar membuat muak
Tak sanggup, marah, harus disimak
Kisah mereka si tukang latah

Diam ...
Menjadi saksi kisah pun tak masalah
Diam, cukup diam jangan membantah
Diam, cukup beraksi dan tunjukkan
Ya, atau terlalu dini menyimpulkan

Aku sadar dan kini mulai tertawa
Menyimpulkan bahwa kau sombong pun tak mengapa
Kata-kata cacian yang dilukis indah terdengar samar
Namun, yang dituju tentu merasakan
Kubiarkan mulutmu berpijar
Atau terlalu dini kusimpulkan
Oh, atau, kau yang terlalu dini menyimpulkan?

Pikir diamku pertanda lemah dan tak lakukan apa-apa
Kau pikir kau kuasa lantas pantas melangkah jauh
Kau terlalu dini menyimpulkan! 
Karena mungkin diamku membuat kau terkesiap
Atau, diamku ternyata untuk membungkammu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline