Memuncaknya Konflik Hizbullah dan Israel Akibat Penyerangan yang dilakukan oleh Hizbullah terhadap Israel
Ketegangan antara Hizbullah dan Israel saat ini sedang memuncak karena adanya serangan yang dilakukan Hizbullah terhadap Israel. Penyerangan ini terjadi karena sebelumnya Israel memborbardir Lebanon Selatan melalui serangan udaranya. Penyerangan yang dilakukan Hizbullah terhadap Israel disebabkan oleh Israel yang sebelumnya menyerang lembaga keuangan di Lebanon yang diduga terafiliasi dengan Hizbullah.
Korban jiwa atas penyerangan Isarel ke Lebanon terhitung sekitar 2.464 jiwa. Tindakan yang dilakukan Hizbullah yaitu dengan mengirim 200 roket ke Israel Utara yang menyebabkan sirine di daerah tersebut terus berbunyi. Tidak ada korban jiwa yang disebabkan dari serangan ini.
Hizbullah juga sudah menargetkan pangkalan militer Israel diantaranya yaitu pangkalan militer di sekitar Haifa, Safed, dan Tiberias. Konflik yang semakin meningkant ini menimbulkan kekhawatiran Amerika Serikat, sekutu kuat Israel, dan Iran ikut terlibat dalam perang skala besar di Timur Tengah.
Perbincangan dunia mengenai penyerangan yang terjadi antara Hizbullah dan Israel :
- Drone Lebanon Menembus pertahanan Udara Israel
- Israel memiliki sistem pertahanan Iron Dome, fungsinya yaitu untuk melacak keberadaan benda yang ingin masuk ke Israel lewat lintasan udara. Cara kerjanya yaitu dapat mengetahui mana benda yang dapat berpotensi ke daerah-daerah lain di Israel. Tetapi seperti yang baru-baru ini terjadi ada drone dari Lebanon dan kembali menembus sistem pertahanan ini. Drone ini memasuki wilayah Israel Utara, yang menyebabkan sirine di kota tersebut berbunyi. Antisipasi Israel mengenai hal ini yaitu menyalakan sirine khususnya di kota Ya'ara sebelum tengah malam, karena dikhawatirkan bahwa serpihan peluru pencegat dari Israel mengenai pemukiman warga. Militer Israel pun berhasil mencegat satu pesawat tanpa awak, karena Israel sebelumnya sudah memantau drone tersebut sejak melintasi perbatasan Lebanon.
- Israel Keliru atas Serangan Iran dan Hizbullah yang menyebabkan Israel 'Kekurangan' Rudal Pertahanan Udara
Berkurangnya pasokan senjata pertahanan Israel membuat pemerintah Netanyahu mencari bantuan dari Amerika Serikat. Karena Amerika memberikan dukungan untuk sekutunya selama melewati masa ketegangan yang sedang terjadi. Respon Amerika Serikat mengenai ini yaitu mengumumkan bahwa mereka akan mengerahkan sistem anti-rudal THAAD ke Israel.
Pada 1 Oktober 2024 Iran menembakkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel atas kematian tokoh hamas Hizbullah serta seorang jenderal di Iran. Rudal ini ditembakkan secara terus menerus ke arah pesisir dan wilayah tengah Israel. Sekitar 10 menit kemudian, rudal kembali melintasi kota dari arah yang berbeda.
Penyerangan ini ditakutkan akan membawa dampak dan bisa memicu perang antara Israel dan Iran. Amerika Serikat mengantisipasi masyarakatnya yang berada di sekitar daerah tersebut untuk tetap waspada dan meningkatkan keamanan pribadi karena adanya insiden yang sering tejadi tanpa ada peringatan sebelumnya. Untuk saat ini Israel berhasil melawan Hizbullah, apalagi pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan Israel di Beirut.
- Israel diduga Kesulitan mengantisipasi Langkah Hizbullah kedepannya
Penyerangan Israel di Beirut menyebabkan pemimpin milisi Hizbullah yaitu Sayyed Hassan Nasrallah tewas akibat pengeboman itu. Hal ini tentunya melemahkan pertahanan Hizbullah karena kehilangan pemimpinnya. Tetapi hal ini tidak diketahui nantinya akan menjadi sebuah keberuntungan atau malah sebaliknya bagi Israel.
Karena pemimpin Hizbullah terbunuh dalam pengeboman yang dilakukan oleh Israel yang membuat Israel tidak tau bagaimana langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh Hizbullah. Orna Mizrahi seorang peneliti senior mencatat bahwa "dapat mengukur niat Hizbullah dengan mengikuti pemimpinnya, Sayyed Hassan Nasrallah, yang telah memimpin kelompok tersebut sejak 1992 hingga dia dibunuh dalam pengeboman Beirut pada 27 September."
Keterkaitan konflik yang timbul akibat serangan Hizbullah ke Israel dengan konsep Westphalia, Cold War, Balance of Power, Deterence, Security Dilema :
- Konsep Westphalia
- Timur tengah adalah wilayah yang paling sering diperebutkan sejak dulu hingga sekarang. Perebutan wilayah ini menyebabkan konflik dengan negara-negara sekutu. Hingga sekarang wilayah yang sudah ada pun tidak konsisten pembagiannya. Iran adalah bagian penting dalam hubungan ekonomi, politik, agama dan militer di wilayah Timur Tengah. Konsep Westphalia dapat digunakan sebagai gambaran untuk menyelesaikan permasalahan di Timur Tengah. Dari sini kita dituntut untuk lebih memahami permasalahan hingga ketemu pada akar permasalahannya. Hal ini membuat kita juga mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan mengaitkannya dengan konsep Hubungan Internasional.
- Konsep Cold War
- Istilah perang dingin yang biasa digunakan merujuk pada perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kedua negara tersebut sama-sama imbang dalam kondisi apapun, oleh karena itu sampai saat ini belum ada perang besar yang besar yang terjadi. Begitu pula dengan Hizbullah dan Israel, kedua negara tersebut sama-sama imbang, tetapi hal ini justru menimbulkan perang antara keduanya. Kaitannya dengan perang dingin yaitu Amerika Serikat mendorong Israel melawan Hizbullah. Sedangkan Hizbullah didorong oleh Iran. Seperti yang kita ketahui saat ini bahwa Iran memiliki misi untuk membangun kebijakan luar negri yang mandiri serta bebas dari pengaruh Barat dan Timur. Tetapi semakin kesini Hizbullah justru lebih pro ke Timur untuk menghindari pengaruh barat dan memperluas aliansi mereka ke Timur. Seperti yang kita ketahui bahwa Uni Soviet adalah blok Timur sedangkan Amerika Serikat adalah blok Barat. Yang menjadi antisipasi oleh negara-negara lain adalah pecahnya perang antara Hizbullah dan Israel yang nantinya melibatkan negara-negara berpengaruh. Jika perang pecah makan ini akan membawa dampak pada ketegangan internasional.
- Konsep Balance of Power
- Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa Hizbullah dan Israel seimbang dalam hal apapun. Senjata antara Hizbullah dan Israel sama-sama kuat, contohnya saja seperti drone atau pesawat tak berawak milik Lebanon bisa menembus Iron Dome milik Israel. Lalu tanggapan mengenai hal ini yaitu dengan mengirim peluru pencegat untuk menghalangi drone milihk lebanon tersebut. Tetapi walaupun begitu Israel keliru akan rudal yang ditembakkan secara bertubi-tubi dari Lebanon. Perlu kita ingat juga bahwa negara-negara dibelakang mereka juga memiliki pengaruh besar bagi dunia. Hal ini tentu saja imbang antara Hizbullah dan Israel. Apalagi pasokan senjata milik Hizbullah dan Israel sama-sama dari negara yang bersekutu dengan mereka. Selain itu kedua wilayah ini sama-sama memiliki cara mereka sendiri bagaimana cara meningkatkan sistem pertahanannya. Inilah yang menjadi keterkaitan perang Hizbullah dan Israel dengan konsep Balance of Power.
- Konsep Deterrence
- Konsep deterrence adalah upaya sebuah negara untuk menangkal serangan yang masuk dari negara lain. Upaya yang dilakukan ini meluncurkan serangan balik apabila tindakan terlarang tersebut dilakukan. Hizbullah dan Israel sama-sama memiliki kekuatan militer yang kuat. Israel canggih dalam teknologi kemudian menciptakan Iron Dome untuk mencegah bom maupun pesawat tanpa awak masuk ke wilayahnya. Apabila ada yang berani melakukannya maka Israel tidak segan menyerang kembali negara tersebut. Begitu juga dengan Hizbullah, negara ini berani meluncurkan serangan balasan atas tindakan yang dilakukan oleh Israel. Sebelumnya Israel memborbardir lembaga keuangan Lebanon yang terafiliasi dengan Hizbullah. Kemudian adanya serangan di Beirut yang menyebabkan seorang hamas Hizbullah serta seorang jenderal Iran. Ini tentunya membuat konflik antara Hizbullah dan Israel semakin panas. Tentunya negara-negara ini tidak setuju atas tindakan Israel, lalu mengirim rudal balistik secara bertubi tubi ke Israel yang membuat Israel keliru akan rudal ini. Tetapi kemudia beberapa peluru pencegat Israel mampu mencegah hal ini walaupun tidak secara merata. Kemudian tindakan yang akan dilakukan Israel itu membalas serangan rudal Iran dan sedang bersiap untuk meluncurkan serangan besar. Hal ini akan terus berlanjut hingga sekarang.
- Konsep Security Dilema
- Security Dilema adalah ketika sebuah negara memperkuat sistem keamanannya, hal ini justru dianggap ancaman oleh negara lain. Semakin diperkuat keamanannya semakin pula negara lain merasa tidak aman, padahal hal ini dilakukan untuk memperkuat keamanan negara tersebut. Kaitannya dengan Hizbullah dan Israel adalah Hizbullah didukung keras oleh Iran yaitu dengan memperkuat persenjataan mereka. Antisipasi Israel akan hal ini yaitu dengan mencari bantuan ke Amerika Serikat untuk memperkuat juga sistem keamanan negara ini juga. Hal ini dilakukan karena Israel merasa terancam karena Hizbullah memperkuat sistem keaman negaranya. Israel terus memantau daerah Lebanon Selatan karena jaga-jaga jika ada lagi rudal yang dikirim dari daerah Lebanon Selatan.