Lihat ke Halaman Asli

Ibrahim Quraisy

Website Developer

[FABEL] Politik Anjing dan Kucing

Diperbarui: 7 November 2015   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ibrahim Quraisy No. 86.

Disebuah kota kecil hiduplah si Anjing dan si Kucing yang bersahabat dan saling menjaga. Mereka memiliki imipian besar untuk merubah negaranya yang dilanda kerakusan dan ketamakan.

"Suatu saat aku ingin menjadi orang besar yang bisa mengelola negara ini". Kata si Anjing sambil menatap tajam ke langit dengan ekspresi yang serius.

Si Kucing berjalan pelan menuju arah si Anjing. "Aku juga mempunyai mimpi yang sama" kucing membalas dengan suara yang lembut. Kucing menepuk pundak anjing "Mari kita bersama-sama untuk merubah negara kita" kata kucing dengan mantap.

Untuk mencapai impian mereka si Anjing dan si Kucing belajar dengan giat. Mereka pun mengambil jurusan yang sama di bidang politik. Si Anjing yang saat itu memiliki harta yang berlimpah, memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di luar negeri.

Si Kucing tidak ingin dikalahkan oleh semangat sahabatnya. Dia memilih bergabung dengan partai politik untuk menjadi kadernya. Namun si Kucing harus melalui jalan politik yang berliku dengan tidak banyaknya dukungan baginya menuju gedung parlemen.

Si Anjing yang telah menyelesaikan pendidikannya memilij untuk kembali dan mendirikan partai politiknya sendiri. Karena popularitas dan relasi yang banyak ketika kuliah. Si Anjing dengang mudahnya meraup dukungan

Si Kucing yang tidak mau tertinggal dengan langkah sahabatnya mulai membangun kerajaan politiknya sendiri. Kemampuan diplomasi dan perundingan yang si Kucing pelajari membuatnya mudah mendapat simpatisan.

Ketika tiba ajang pemilihan negeri. Partai si Anjing dan si Kucing berusaha untuk mendulang pendukung dari pelosok negeri. Mereka saling bersaing untuk menjadi pemenang. Situasi ini membuat si Anjing dan si Kucing jarang berkomunikasi.

Berita negatif di media menggambarkan sikap si Anjing dan si Kucing saling mencurigai. Kehidupan persahabatan mereka mulai memudar seiring persaingan diantara mereka untuk menjadi penguasa.

Hasil pemilihan mengakui bahwa si Kucing yang akan menjadi pemimpin negeri. Si Anjing tidak terima dan merasa si Kucing telah berbuat curang. Keserakahan untuk menjadi penguasa telah membutakan si Anjing dan membuatnya dendam. Sehingga berjanji akan memburu si Kucing sampai kiamat tiba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline