Lihat ke Halaman Asli

Politik Itu Kotor

Diperbarui: 23 Februari 2017   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

DARI KECIL DIAJARKAN ORANG TUA; "POLITIK ITU KOTOR, GAK USAH CAMPUR2 DUNIA POLITIK, NANTI KAMU IKUTAN GAK BENER"...Sekilas memang benar pesan orang tua pada umumnya, dan faktanya memang sampai sekarang demikian. TAPI SATU HAL YANG HARUS DICAMKAM; gara2 pesan itu, akibatnya orang2 baik jarang mau berkecimpung dalam dunia politik, juga karena sering disebut tidak baik/kotor, ibarat do'a, maka terus seperti itu. Padahal, jika orang2 baik masuk dalam dunia politik "untuk memperbaiki", maka tentu stigma politik itu kotor pelan2 akan bisa diperbaiki. Meski memang resikonya, yang baikpun bisa tercemar bahkan larut.

Bahwa kebijakan, senantiasa berawal dari politik maka politik menjadi sangat strategis untuk perubahan. Karenanya, sesungguhnya, orang2 baik justru wajib untuk masuk dan berkecimpung dalam dunia politik untuk memperbaiki. "Inilah lahan perjuangan yang nyata, yang semakin banyak orang baik disitu, maka semakin besarlah peluang untuk membuat perubahan." Hari ini, jika boleh saya menyarankan untuk para orang, agar jangan melarang anak2nya yang punya perhatian pada politik. dan sebaiknya, ubah bahasa "politik itu kotor" menjadi "politik itu lahan perjuangan untuk kebaikan, untuk perubahan, untuk masa depan generasi bangsa".

Berikan pencerahan kepada generasi muda, berupa pendidikan politik yang positif. Jangan lupa, usaha mesti iringi dengan do'a supaya politik kedepan menjadi baik, politik yang mengedepankan moralitas agama. Ingat, kekuasaan bukanlah tujuan, tetapi kekuasaan perlu dipegang orang2 yang baik agar bisa menentukan arah yang benar bangsa ini mau dibawa kemana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline