Lihat ke Halaman Asli

Membunuh Satu Orang untuk Menebar Ketakutan kepada Jutaan Orang

Diperbarui: 15 Januari 2016   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="damailahindonesiaku.com"][/caption]Sebelumnya saya ingin mengucapkan turut berdukacita sedalam-dalamnya untuk korban ledakan tadi siang. Semoga keluarga korban yang meninggal dan terlebih korban luka yang selamat diberi ketabahan serta kekuatan menghadapi musibah ini.

Begitu banyak komentar miring netizen yang saling menyalahkan atas tragedi Sarina berdarah tadi siang membuat saya ingin menuliskan artikel sederhana ini. Mereka mengatakan bahwa Intelijen kecolongan lah atau ada isu lain lah dibalik kejadian ini, padahal itu tidak berdasar sama sekali.

Bisa kita maklumi bahwa sebagai manusia yang beradab, kita semua pasti merasa geram, marah dan sedih atas kejadian memilukan tadi siang. Namun seyogyanya kita jangan saling menyalahkan dan menuduh aparat yang salah dalam hal ini. Karena yang terpenting saat ini bukan hal demikian itu.

Sebab dengan kita saling menyalahkan, yang akan berteriak kegirangan adalah tentu saja para teroris itu. Sesungguhnya mereka adalah iblis yang menyamar jadi manusia untuk menakut-nakuti kita dengan membunuh orang-orang yang tidak bersalah.

Prinsip terorisme adalah “membunuh satu orang untuk menyebarkan ketakutan kepada jutaan orang”. Sehingga dengan kita saling menyalahkan akan membuat misi mereka berhasil. Mereka ingin kita overreact dan hidup dalam ketakutan.

Mereka melakukan tindakan adalah untuk menimbulkan ketakutan yang amat sangat dalam masyarakat, kekhawatiran yang menjalar, dan timbulnya rasa kekhawatiran atas keselamatan diri dan harta benda akibat sifat serangan yang keras dan sangat acak.

Serangan ini sebenarnya sudah diprediksi dengan serangkaian pengungkapan dan penangkapan yang terjadi sejak dua bulan lalu di sejumlah daerah. Namun kita harus pahami pula bahwa aparat kita dalam hal ini Intelijen dan Polri juga manusia biasa, mereka telah berupaya semaksimal mungkin mempertaruhkan nyawa demi menghadapi teroris di negeri ini. Sehingga tidak bisa dipungkiri tindakan mereka juga tidak akan lepas dari kekurangan sekecil apapun itu. Seperti yang dikatakan oleh kepala BIN Sutiyoso.

"Kita jangan katakan intelijen kecolongan atau tidak, ini operasi melawan gerilya. Jadi kita siap mereka istirahat, kita pas lengah atau mengendorkan penjagaan karena kita juga manusia, mereka melakukan serangan," kata Sutiyoso kepada wartawan di TKP ledakan bom di Jl MH Thamrin, Jakarta.

Begitupun menurut Menkopolhukan Luhut Panjaitan, indikasi bakal adanya serangan teroris bisa dideteksi, namun waktu dan tempat teror bakal terjadi tak bisa dipastikan. "Itu (tempat serangan teroris) saya kira intelijen mana pun di dunia tidak bisa memastikan. Kita melihat di Inggris, Paris kemarin, baru-baru ini di Turki itu juga tidak bisa," kata dia.

Sehingga bukan saatnyalah kita saling menyalahkan mengenai hal ini. Selain itu, kita harus mengapresiasi reaksi cepat Polda Metro Jaya dan aparat yang terlibat mengamankan kejadian tadi siang. Semuanya telah bergerak cepat sehingga situasi dapat lekas teratasi.

Siapapun pasti tidak menginginkan terjadinya kejadian seperti ini di Negaranya, dan kita tentu sangat prihatin akan kejadian seperti ini. Namun hal terpenting yang harus kita lakukan sebagai warga Negara yang baik saat ini adalah tetap tenang, meningkatkan kewaspadaan dan bekerjasama dengan aparat jika melihat sesuatu yang mencurigakan disekitar kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline