Lihat ke Halaman Asli

Tahun 2016 : Korupsi Makin Merajalela?

Diperbarui: 1 Januari 2016   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Korupsi di Indonesia"][/caption]

Semalam kita telah melewati malam pergantian tahun baru 2015 ke tahun 2016. Banyak kejadian senang, bahagia, sedih, dan kecewa yang telah dilalui ditahun 2015. Sekarang semua tinggal kenangan, dan kita akan menyongsong tahun 2016 yang masih misteri.

Telah banyak teman yang menuliskan harapan dan optimismenya menyambut tahun baru ini. Namun saya tidak bermaksud pesimis, tetapi hanya melihat dan mengingatkan bahwa tantangan itu akan selalu ada, dan salah satu tantangan terbesar tahun ini adalah isu mengenai korupsi.

Lantas, kenapa saya katakan tahun ini akan semakin banyak korupsi? Setidaknya ada 7 hal yang saya lihat mendasari penyebab sehingga terjadi demikian. Mari kita lihat satu per satu :

  1. Tahun 2016 (mulai bulan februari) ini juga disebut tahun ‘monyet api’ dalam zodiac China. Tahun monyet api menurut saya adalah akan banyak ‘monyet’ yang bermain api. Monyet yang saya maksud disini adalah kumpulan monyet berdasi yang tempo hari salah satunya mengatakan atau memaki orang lain monyet. Padahal dialah monyet yang sebenarnya. Monyet ini memiliki sekumpulan teman yang sering juga wara-wiri di televisi dan sering kita saksikan tiap hari. Kumpulan mereka ini merupakan orang yang berkuasa dan memiliki uang berlimpah. Karena tahun ini adalah tahun monyet api maka mereka akan suka bermain dengan api, artinya bermain sesuatu yang 'panas-panas', apakah itu uang panas, kursi panas ataukah adegan panas.
  2. Tahun ini adalah tahun pertama bagi pimpinan KPK yang baru. Pimpinan lembaga pemberantasan korupsi ini dinilai meragukan dalam memberantas korupsi di Indonesia. Beberapa pengamat menilai pimpinan baru kpk ini lebih pro pencegahan korupsi daripada pemberantasan. Sehingga kebanyakan fungsi kpk di tahun ini dan tahun yang akan datang lebih bersifat kordinasi, kpk akan lebih banyak kerjasama dengan lembaga kepolisian dan kejaksaan. Padahal sebagaimana kita tahu bersama bahwa kepolisian dan kejaksaan selama ini dikenal belum mampu menangani penyakit korupsi ini. Maka secara tidak langsung momen ini akan dimanfaatkan oleh para koruptor licik untuk berpesta pora, karena sebelum-sebelumnya mereka takut untuk bergerak disebabkan pimpinan kpk yang sangat garang mengincar mereka. Tahun ini koruptor akan memanfaatkan celah ini untuk melancarkan aksinya.
  3. Tahun 2016 ini undang-undang revisi kpk akan disahkan, sehingga kalau benar-benar terjadi maka kewenangan kpk akan dipreteli oleh anggota dewan yang tidak terhormat. Maka secara otomatis kemampuan kpk akan jauh berkurang. Taring kpk yang selama ini kita tahu tajam menggigit koruptor busuk, akan menjadi tumpul bahkan ompong karena kewenangannya dikurangi. Contoh kewenangan menyadap akan dibatasi,dimana harus meminta ijin dulu pada ketua pengadilan, ini sangat tidak efektif menangkap koruptor. Begitupun kasus korupsi yang akan ditangani kpk nilainya harus lebih dari 50 Milyar, ini tentu saja akan menghambat proses pemberantasan korupsi yang kecil-kecil di Indonesia. Begitupun kewenangan lain yang dikurangi, namun tidak akan saya bahas karena sudah banyak dibahas oleh teman kompasioner lain.
  4. Tahun ini akan terjadi reshuffle kabinet, dan yang digadang-gadang akan masuk kabinet adalah orang parpol menggantikan orang professional non parpol. Orang parpol yang masuk ini pasti punya ‘hidden agenda’ oleh partainya, yang tidak lain adalah mengisi pundi-pundi atau kas partainya yang selama ini telah kosong melompong. Cara yang digunakan untuk tujuan tersebut tentu saja bisa dengan jalan korupsi. Ini tidak mustahil dilakukan bagi partai yang haus akan kekuasaan.
  5. Tahun ini adalah tahun pergantian kepemimpinan baru di banyak wilayah. Dimana akhir tahun lalu pada tanggal 9 desember telah dilaksanakan pilkada serentak di sebagian besar daerah di Indonesia. Artinya tahun ini akan banyak bupati, walikota, dan gubernur baru yang akan dilantik memimpin wilayahnya (apakah benar-benar orang baru atau pemimpin baru tapi stok lama). Nah karena kita tahu bahwa kepala daerah baru ini baru saja mengeluarkan uang dengan jumlah yang sangat banyak waktu kampanye tahun lalu, maka dipastikan uang tersebut akan ditarik kembali secepatnya oleh mereka. Siapa sih orang yang mau rugi? Tentu tidak ada, semua pasti ingin balik modal. Maka mereka kepala daerah baru itu akan memanfaatkan tahun ini untuk mengembalikan modal kampanyenya itu. Salah satu cara yang paling cepat adalah korupsi proyek APBD. Jadi saya pastikan tahun 2016 ini akan banyak korupsi terjadi di tingkat daerah, baik yang kasat mata maupun yang tampak oleh mata.
  6. Tahun depan, atau tahun 2017 akan diselenggarakan pilkada serentak jilid dua. Sehingga pada tahun 2016 ini akan dimanfaatkan oleh kepala daerah untuk kumpul modal demi membiayai kampanyenya. Tahun ini akan benar-benar dimanfaatkan oleh mereka yang akan maju sebagai calon incumbent pilkada tahun depan. Begitu pun kepala daerah yang telah menjabat dua periode dan tidak boleh lagi mencalonkan diri, mereka ini akan mendorong anaknya atau istrinya maju menjadi calon karena undang-undang pelarangan politik dinasti telah ditolak oleh MK. Sehingga lagi-lagi saya katakan korupsi di daerah akan semakin marak.
  7. Tahun ini Dollar sepertinya masih akan terus menguat di level 14.000 an. Terus apa hubungan dollar dengan korupsi? Menurut saya ada, yaitu dengan dollar yang tinggi maka harga barang mewah yang di import juga akan cenderung mahal, karena dibeli dalam mata uang dollar. Nah sebagaimana kita ketahui bersama bahwa barang-barang mewah import ini adalah barang favorit para koruptor dan istri koruptor yang bergaya hedonis dan glamour, maka otomatis mereka akan semakin giat melakukan korupsi demi memiliki barang impiannya tersebut.

Nah, itulah 7 faktor yang saya nilai menjadi penyebab kenapa tahun monyet api ini korupsi semakin merajalela. Ini hanya pandangan saya secara umum. Bisa benar bisa juga tidak. Karena benar atau tidaknya waktu jualah yang akan menentukan.

Namun lebih dari itu, semoga paparan ini menjadi warning bagi pemerintahan Jokowi JK untuk kedepannya. Kita tentu berharap semoga ini tidak terjadi, dan berharap yang terbaik untuk Indonesia kita tercinta.

Selamat tahun baru 2016

Salam Kompasiana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline