Lihat ke Halaman Asli

Muhamad ibrohim

Nama panggilan saya bai.

Bijak Memulai Hidup Baru

Diperbarui: 2 November 2019   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hudup ini ibarat sebuah perjalanan panjang yang tak tahu di mana ujungnya. Kita tahu kapan kita dilahirkan, namun kita tidak pernah tahu kapan kita akan meninggal dunia. Kita pasti tidak pernah ingin tahu kapan hari -- hari kita akan berakhir. Kita harus bersyurkur karena Tuhan tidak memberi tahu kapan akhir hidup kita di dunia ini.

Coba bayangkan jika di Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir tertulis tanggal lahir sekaligus tanggal akan meninggal. Dijamin banyak orang yang stres bila hal itu terjadi, terutama mereka yang sudah hampir mencapai saat game ove. 

Orang -orang yang umur mereka tercatat pendek, bisa -- bisa mereana sepanjang masa. Singkat cerita, dunia ini akan kacau. Untunglah tidak demikian. Kita harus menyadari bahwa saat -- saat paling tepat bagi kita untuk menjalani hidup degan penuh semangat dan makna adalah saat ini. Sekarang juga. 

Kita sering mendegar pasangan kekasih yang baru saja melangsungkan pernikahan mendapat ucapan "Selamat menempuh hidup baru" dari semua orang yang hadir di acara pesta. Perasaan bahagia pun mengiringi ucapan itu.

"Hidup baru" yang saya maksud di sini bukanlah hidup baru setelah sekian lama melajang, kemudian akhirnya menikah, dan bahagia dengan pujaan hati setelah sekian lama menjalin asmara. 

Bukan pula hidup baru karena lahir ke dunia ini setelah kurang lebih sembilan bulan berada di dalam rahim ibu. "Hidup baru" di sini adalah hidup dengan semangat beru, paradigma baru, dan keyakinan baru bahwa kita bisa meraih apa pun tujuan kita selam kita mau terus -- menerus memperbaiki mental dan ikhtiar kita. 

"Hidup baru" memberikan sesuatu yang lebih baik daripada hari ini atau hari -- hari sebelumnya. Kita masih diberi kesempatan untuk membuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, lingkungan, dan orang -- orang yang kira cintai. Banyak hal yang telah kita lewati. 

Banyak hal yang kita cintai. Banyak hal yang telah kita lewati. Banyak hal yang ingin kita raih. Banyak pula keinginan yang belum terwujud. Sekarang, yang penting bagi kita adalah bagaimana mengisi hidup kita, anugrah terindah dari Tuhan.

Kita diciptakan dengan sempurna serta dibekali cita, rasa, dan karsa untuk menjadi Khalifah di bumi ini. Kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling beruntung. 

Namun, tidak semua orang manyadari dan memanfaatkan keberuntungan tersebut. Dalam hidup ini kita diberi pilihan, apakah kita akan mengisinya dengan:

1. Sesuatu yang sia -- sia? 2. Sesuatu yang biasa -- biasa saja? 3. Sesuatu yang luar biasa? Semua orang pasti memiliki potensi diri dan keunikan pribadi. Kesempatan slalu terbentang untuk memulai hal baru yang lebih baik dan lebih memberdayakan keunggulan diri kita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline