Lihat ke Halaman Asli

Ibnu shabiq

Pelajar/pencapaian cerdas cermat juara3

Dunia Bukan untuk Ditinggalkan

Diperbarui: 14 April 2024   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari sekian banyak pemahaman yang ada di dunia ini tentang agama islam, salah satu yang paling penulis tidak setujui adalah "dunia hanya sementara akhirat selamanya, maka dari itu sembahyanglah sebanyak-banyaknya." Memang benar bahwa dunia ini sementara sehingga kita tidak perlu terlalu banyak dalam "investasi" untuk dunia ini, namun apakah benar kita harus benar-benar meninggalkan kehidupan dunia ini dan fokus saja ke akhirat?

Jika memang kita adalah ummat nabi Muhammad SAW tentu pemahaman yang di atas adalah tidak tepat. Karena nabi Muhammad sendiri pun berjuang mati-matian demi mewujudkan kehidupan yang fitrah di DUNIA ini, dimana manusia berperan sebagai hamba yang MELAKSANAKAN perintah Allah dan kedudukan Allah sebagai yang tertinggi di alam semesta ini sebagai Rabb, Malik, dan Ilah. Artinya Allah sebagai pengatur, pemilik dan yang ditaati segala perintah-Nya.

Mayoritas ummat islam hari salah kaprah mengenai pribadi Rasulullah yang anti-dunia, padahal baik sejarah maupun Al quran selalu membicarakan tentang bagaimana perjuangan Nabi beserta pengikutnya untuk mewujudkan kehidupan yang fitrah (sesuai) dimana Allah adalah yang tertinggi di SELURUH alam semesta ini, artinya Nabi dan beserta pengikutnya hendak memperjuangkan sistem hukum Allah agar berlaku secara menyeluruh walaupun harus melawan bangsa besar seperti romawi dan persia.

Nabi Muhammad itu memperjuangkan tegaknya Din (sistem atau gaya hidup) yang Allah ciptakan sebelum menciptakan makhluk itu sendiri, Nabi Muhammad bukan berjuang menegakkan agama islam melainkan gaya hidup islam (aslama, tunduk patuh) artinya seluruh kehidupan ini seharusnya diatur dan menggunakan sistem hukum Allah yang ada di Kitab-Nya walaupun manusia kerap kali menggangap sistem hukum Allah itu kejam dan melanggar HAM.

Bro, kita itu bukan siapa-siapa tapi mengapa berani memandang rendah hukum yang Allah ciptakan yang ada di Kitab-Nya sebagai hukum bar-bar dan kejam? Memangnya kita mengetahui segala sesuatu sehingga pantas mengkritik sistem hukum Allah?

Disclaimer: penulis juga mengecam perbuatan teroris dalam bentuk apapun untuk merebut kekuasaan seperti yang dilakukan 1S1S karena masalah kekuasaan hanya Allah yang berhak mencabut/memberikan kita tidak bisa memaksakan tegaknya hukum Allah (Ali imran ayat 26)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline