Lihat ke Halaman Asli

Gaharu Online

Ibnu Rusid

Solusi Mengatasi Sifat Iri Hati

Diperbarui: 21 Desember 2020   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

"Solusi Mengatasi Sifat Iri Hati"

Setiap orang terlahir dengan kepingan-kepingan harapan, terlahir dengan segala kekurangan serta kelebihan. Kesadaran ini patut kita tanamkan dalam akar kepala agar di kemudian hari dapat mengurangi rasa iri dan sombong di kemudian hari. 

Tidak ada satu pun manusia yang terlahir hanya dengan satu tujuan dan sangat tidak mungkin jika tujuan itu pun hanyalah penderitaan serta sebaliknya. 

Sikap iri hati adalah sikap yang membuktikan diri kita adalah seorang manusia tetapi ketika sikap tersebut menjadi negatif makan menjadikan kita layaknya binatang yang hanya bisa memangsa.

Sudah sewajarnya kita bersikap tenang dan santun ketika apa yang tidak bisa kita lakukan tetapi bisa dilakukan orang lain. Jika kesadaran ini kita pupuk maka akan sangat berguna bagi kita dalam meniti kehidupan. Sifat iri kepada kelebihan orang lain adalah sikap yang baik pada dasarnya, namun akan menjadi petaka ketika sifat iri tersebut hanya disikapi dengan melontarkan kata-kata (gosip) tanpa berbuat.

Belajar dari kebanyakan orang, sifat iri sebenarnya sangat memacu diri menjadi lebih baik, contoh sederhananya ketika kita melihat orang lain lebih pandai dan kaya maka kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menuju seperti dirinya, sikap seperti ini maka rasa iri yang terdapat pada diri kita akan berbuah positif. Akan tetapi ketika rasa tersebut hanya menghasilkan buah bibir serta hanya mengeluarkan ocehan murahan yang serat keputusasaan maka rasa iri tersebut berdampak negatif pada diri kita.

Sebagai sesama manusia saya mencoba menawarkan cara mengekspresikan rasa iri menjadi hal yang positif, menikmati apa yang sedang terjadi, pelajari dan hayati. Sebagai sumber referensi ketika kita ingin melangkah ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya sikap iri yang terdapat pada diri kita akan selalu bernuansa negatif serta menjadikan diri tidak kreatif, maka sangat diperlukan pemikiran seperti di atas.

Mengakui kelebihan orang lain tidak akan mengurangi kelebihanmu, sama halnya menggosip keburukan orang lain tidak sedikit pun mengurangi keburukan kita. Selalu bersikap optimis ketika hari ini kita belum mampu seperti mereka karena hari esok belum ada satu orang pun yang mengetahui hasilnya. Tugas kita memulai hari ini agar dapat menebak hari esok. 

Anologi sederhananya "siapa yang menanam ia yang memanen, jika padi yang ia tanam maka padi juga yang akan ia panen". Seperti itulah analogi sederhana yang perlu kita renungkan bersama. Perlu kita tingkatkan semangat dan kreativitas karena sebagian orang menjalani hari ini adalah bagian dari besoknya hari kemarin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline