Lihat ke Halaman Asli

Gaharu Online

Ibnu Rusid

Sekilas tentang Alor-Baranusa

Diperbarui: 29 Januari 2019   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dokpri


Oleh Jakaria. M. Sali, S.Kom.I., M.Ud

Secara administratif daerah Baranusa terletak diwilayah Kecamatan Pantar Barat Kabupaten Alor-Provonsi Nusa Tenggara Timur. Baranusa merupakan nama ibu kota Kecamatan Pantar Barat yang berpenduduk 99 % beragama islam. 

Sebelum dikenal dengan nama baranusa seperti sekarang ini, orang menyebutkan dengan istilah Bara saja, atau orang menyebutnya dengan nama Bara-merang/ Blangmerang, artinya orang-orang bara yang tinggal di dalam gubuk yang beratapkan alang-alang atau daun kelapa. 

Dan dalam satu gubuk tersebut tinggallah beberapa keluarga bersama sanak familinya, mereka ini membentuk komune (klan) dan tinggal bersama. Tinggalnya orang dalam merang ini, kemudian orang gunung menyebut mereka dengan istilah Bara-merang/Blangmerang).

Menurut Bapak Basonden Mau bahwa nama Baranusa itu sudah digunakan pada saat mereka tinggal berdekatan dengan orang-orang Pandai di daerah pantar bagian timur tepatnya di daerah Wai-Wagang, karena menurut sejarah lokal bahwa orang Pandai dan Baranusa merupakan satu keluarga dari satu keturunan yang sama yaitu keturunan Wae Wuno Sere.

Orang Baranusa yang mendiami tanah baramerang saat ini merupakan keturunan dari Bara Mauwolang salah satu putra dari Wae Wuno Sere, yang menurut sejarah lokal, mereka bermigrasi dari tanah Wai Wagang hendak ke Pulau Jawa menggunakan perahu yang bernama Susundara, tapi ternyata perahu mereka rusak dan mereka singga di daerah Bagang bagian atas (Abbang Waiwasing), kemudian mereka diminta oleh raja Siggang yaitu Raja Rupa Take untuk menetap bersama mereka di kerajaaan Siggang.

Setelah itu keturunan Bara Mauwolang bersama sanak familinya yang tinggal di kerajaan Siggang bermigrasi lagi menempati tanah Pring Sina (Bayyang Onong) dan membangun kerajaan mereka sendiri yang diberi nama Kerajaan Baranusa yang dipimpin oleh Raja Boli Tonda, setelah itu mereka bermigrasi lagi ke Pulau Kura sebagai tempat tinggal sementara. 

Migrasi orang Baranusa ke Pulau Kura itu disebabkan oleh sebuah peperangan antara Kerajaan Baranusa deangan Kerajaan Siggang, yang dikenal dengan nama Perang Nuho Taung Bota.

Pada masa kependudukan Belanda masyarakat yang menetap di Pulau Kura diperintahkan oleh belanda untuk datang menetap ditempat sekarang yang dinamakan Baranusa yang menjadi Ibu Kota Kecamatan Pantar Barat sekarang. 

Tetapi masyarakat ada yang datang dan menetap, dan ada yang kembali lagi ke Pulau Kura, seperti yang kita amati saat ini banyak juga masyarakat yang mendiami Pulau Kura dengan jumlah penduduk kurang lebih seribu orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline