Lihat ke Halaman Asli

Ibnu Muhkam Ash Shiddieqy

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di UPN "Veteran" Yogyakarta

Indonesia Presidensi G20, Untung atau Buntung?

Diperbarui: 9 Oktober 2022   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

G20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum yang fokus dalam kerjasama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan tingkat ekonomi terbesar dunia, yaitu 19 negara dan 1 organisasi Uni Eropa. Pada awalnya G20 merupakan pertemuan antara para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, namun KTT G20 mulai dihadiri oleh para kepala negara dimulai dari tahun 2008 hingga 2010. Anggota G20 terdiri atas Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Cina, Turki, dan Eropa Persatuan. G20 mewakili lebih dari 60% populasi dunia, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. G20 bertujuan untuk mencapai pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang luar biasa bagi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Tidak hanya mempengaruhi kesehatan tetapi juga mempengaruhi kondisi ekonomi, pendidikan dan kehidupan sosial masyarakat. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya pengobatan dan pengendalian, baik penangkalan, persuasi maupun penindakan. Dampak dari pandemi Covid-19 yang besar telah memicu semangat Indonesia dalam menghadapi segala tantangan, terutama di bidang ekonomi. Salah satu upaya nyata Indonesia untuk menghidupkan kembali perekonomian nasional adalah melalui Forum Internasional G20. Indonesia resmi menjadi tuan rumah atau sering disebut presidensi G20 sejak diserahkan oleh Italia pada 31 Oktober 2021 di Roma, Italia.

Presidensi G20 yang dipegang Indonesia tentunya memiliki dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Berikut beberapa dampak yang sekiranya akan didapatkan Indonesia:

  1. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, KTT G20 akan memberikan kontribusi $533 juta terhadap PDB Indonesia, atau sekitar Rp. 7,4 triliun. 

  2. Konsumsi domestik  meningkat menjadi Rp1,7 triliun. 

  3. Dari sisi pariwisata, Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyatakan bahwa acara G20 akan berkontribusi pada proyeksi peningkatan wisatawan asing hingga 1,8 juta - 3,6 juta, serta 600.000 - 700.000 lapangan kerja baru yang didukung oleh kinerja yang kuat. di bidang kuliner, fashion, dan pariwisata. keahlian.

  4. Kegiatan G20 di Indonesia akan melibatkan UMKM dan mempekerjakan sekitar 33.000 orang. 

  5. Menurut Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, Kepresidenan G20 juga akan mendorong investasi di UMKM domestik, mengingat negara-negara G20 saat ini menguasai 80% investor global. 

  6. Momentum menunjukkan kemampuan reformasi struktural, seperti UU Cipta Kerja, untuk meningkatkan kepercayaan investor global. 

  7. Indonesia akan terlibat dalam pengembangan kebijakan pemulihan ekonomi global. Jika ekonomi global membaik, kita akan melihat dampak positifnya, salah satunya peningkatan ekspor.

Di sisi lain, Indonesia juga akan dihadapi beberapa tantangan karena Indonesia akan mengangkat tiga isu strategis di G20 tahun 2022, yaitu manajemen kesehatan yang inklusif, transformasi digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan. G20 memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi global. Sejak pembentukannya pada tahun 1999, G20 telah membantu menarik dunia keluar dari krisis. Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan tersebut. Sebagai tuan rumah, kepresidenan G20 merupakan langkah besar kekuatan diplomatik bagi Indonesia, apalagi pada tahun 2023, Indonesia juga akan menjadi ketua ASEAN. Belum lagi masalah tambahan invasi Ukraina oleh Rusia beberapa bulan sebelum KTT G20, yang memperumit tugas Indonesia karena banyak negara menentang kehadiran Rusia di KTT G20 sebagai bentuk sanksi internasional. Namun, Indonesia juga tidak bisa mengiyakan hal tersebut dengan cepat, sehingga sebagai solusinya Presiden Jokowi berupaya menengahi konflik itu dengan mendatangi kedua negara tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline