Meneruskan cerita kawan santri yang sedang mampir di Rusaifah. Semoga mencerahkan.
Pekan lalu, 22-23 agustus, saya berkesempatan ke Rusaifah-Makkah. Di daerah ini, saya mengunjungi sebuah pesantren pimpinan Abuya Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawi al-Maliki. Saya tiba menjelang magrib. Saya menyempatkan mengelilingi pesantren, sebelum masuk ke masjid untuk menunaikan shalat. Di sana, saya menjumpai pemandangan yang menarik. Di pesantren tersebut ternyata banyak sekali santri asal Indonesia. Selidik punya selidik, ternyata pesantren ini telah meluluskan ribuan santri asal Indonesia. Bahkan santri-santri tersebut kini telah menjadi ulama dan kyai berpengaruh yang memimpin pondok pesantren di Indonesia. Sebut saja sebagian di antaranya, ulama besar seperti KH. Maemun Zubair (pengasuh Ponpes Al-Anwar Sarang, Rembang), yang juga kebetulan sedang ada di majelis Abuya ketika saya datang. Atau KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy, yang saat ini menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo. Dan masih banyak lagi para alumni pesantren Abuya Sayyid yang kini mengasuh ponpes-ponpes di Indonesia.
Saya beruntung bisa datang ke pesantren ini. Pesantren yang dipimpin oleh Abuya Sayyid Ahmad memang sangat terkenal di kalangan santri Indonesia. Dari hasil percakapan, tidak sedikit dari santri Indonesia yang mengatakan Abuya Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawi al-Maliki sebagai salah satu ulama dunia Ahlusunna wal Jamaah. Abuya Sayyid Ahmad adalah seorang ulama besar Arab Saudi dan guru dari para ulama besar di Indonesia. Beliau adalah putra dari Sayyid Muhammad bin Alawy Al Maliki. Sementara Sayyid Muhammad sendiri adalah putra dari As-Sayyid Alawi, seorang ulama terkemuka di Mekkah yang juga salah satu penasihat Raja Faisal. Pesantren yang terletak di Rusaifah ini, telah banyak mencetak alumni asal Indonesia yang kini telah menjadi para kyai besar Ahlusunna wal Jamaah.
Ketika saya masuk ke masjid, saya dikejutkan dengan kehadiran beberapa anggota DPR di pesantren Abuya Sayyid. Salah satunya adalah Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Sosok anggota DPR yang sangat vokal, kritis, dan oleh karenanya juga sering menjadi trending topic di media sosial. Selama ini saya hanya sering melihatnya di TV atau di facebook dan twitter. Tapi kali ini saya melihatnya langsung di Rusaifah.
Keterkejutan saya berlanjut. Fadli Zon duduk di depan, tepat di sebelah Syaikh Abuya Sayyid Ahmad, KH.Maemun Zubair, serta beberapa para ulama lainnya. Di depan ratusan santri yang menghadiri majelis, Fadli Zon diperkenalkan oleh Abuya Sayyid sebagai tamu khusus. Tamu istimewa dari Indonesia. Tampak disitu terlihat keramahan sekaligus penghormatan yang tinggi dari Sayyid Abuya kepada Fadli Zon sebagai tamunya. Perlakuan yang sangat terhormat dari Abuya Sayyid kepada Fadli Zon, terus terang membuat saya semakin ingin mengetahui Fadli Zon. Tapi sayangnya, dikarenakan jamaah yang sangat ramai, tidak memungkinkan bagi saya untuk menyapa Fadli Zon langsung di Rusaifah.
Acara dilanjutkan dengan senandung Shalawat Nabi oleh ratusan santri dan ulama. Saya pun larut di dalamnya. Alunan shlawat yang merdu, membawa saya kepada suasana kampung halaman. Persis seperti masjid-masjid dan pesantren di Indonesia.
Setelah shalat Isya, acara majelis dilanjutkan dengan silaturahim dan makan bersama. Saya kebetulan langsung keluar komplek pesantren dan segera menuju hotel. Keesokan harinya di hotel, saya seperti biasa membuka sosial media. Di timeline twitter saya melihat kelanjutan dari acara tadi malam. Di twiiter saya melihat foto Abuya Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawi al-Maliki yang tengah mengalungkan sorban hijaunya kepada Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Rupanya setelah selesai makan bersama, Abuya Sayyid dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon menuju ruangan untuk diterima khusus oleh sang tuan rumah. Menurut pandangan saya, pengalungan sorban dari seorang ulama besar Makkah seperti Abuya Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawi al-Maliki kepada Fadli Zon menujukan rasa hormatnya yang mendalam. Pasti ada alasan khusus kenapa Abuya Sayyid memberikan sorbannya kepada Fadli Zon.Tapi tentunya hanya Abuya Sayyid yang paham tentang ini.
Namun jika boleh menduga, penghormatan Abuya Sayyid mungkin tidak terlepas dari pandangannya tentang kiprah Fadli Zon di Indonesia. Yang saya amati dari berita di media cetak maupun sosial media, kiprah Fadli Zon di DPR memang kerap tampil sebagai pimpinan DPR yang sangat perhatian dengan kondisi ulama dan umat Islam di Indonesia. Dekat dengan para ulama dan pondok pesantren di Indonesia. Bahkan dirinya turut terlibat aktif dalam beberapa kegiatan umat Islam yang dipimpin oleh para ulama. Mungkin itu sebabnya, Abuya Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawi al-Maliki menunjukan keramahan dan penghormatannya, yang menurut saya sangat luar biasa, kepada Fadli Zon ketika berkunjung ke Rusaifah, Makkah.
Media kerap kali bias dalam membentuk framing terhadap satu sosok. Termasuk terhadap sosok Fadli Zon. Namun kejadian di Rusaifah tersebut, membuat penilaian saya terhadap Wakil Ketua DPR Fadli Zon berubah. Kedekatan Fadli Zon dengan para ulama dan umat, ternyata juga diakui oleh ulama besar dunia seperti Abuya Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawi al-Maliki.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H