Lihat ke Halaman Asli

Ibnu bastian nur Dwi cahyo

Mahasiswa dan Founder Kampanye Awareforawareness

Latto-latto dalam Fisika dan Sosial Masyarakat

Diperbarui: 12 Januari 2023   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lato-lato saat ini sedang menjadi tren dikalangan masyarakat indonesia. Permaian itu dimankan bukan saja oleh anak-anak namun juga sering dimainkan oleh remaja hingga orang dewasa sekalipun saat ini lato-lato tengan menjadi tren namun sejatinya lato-lato telah ada pada sekitar tahun  90-an .


Lato-lato sendiri adalah sebuah permaianan dengan dua buah bandulan yang saling dipantulkan, bandulannya sendiri terbuat dari plastik berwarna yang kemudian digantung dengan menggunakan tali yang keduanya disatukan di ujung bandulan tersebut. Cara memainkannya pun cukup mudah, pemain hanya tinggal mengayunkan lato-lato hingga saling membentur dan berbunyi “tok-tok-tok” dan siapa yang dapat meminkan lato-lato paling lama dialah pemnangnya.


Kata lato-lato berasal dari bahasa Bugis, dan di tiap daerah mempunyai sebutan yang berbeda. Di Makasar mainan ini disebut dengan katto-katto, sedangkan di Pulau Jawa masyarakat menyebutnya dengan ethek-ethek. Namun dibalik serunya permainan lato-lato ternyata hal tersebut menyimpan sebuah fakta yang luar biasa terutama pada ilmu fisika dan sosial.


Sejarah Lato-lato


sejarah lato-lato berawal dari Amerika Serikat. Di negara asalnya, permainan ini juga disebut sebagai clackers atau click-clacks. Beberapa istilah tersebut merujuk pada benda yang sama, yakni dua bola yang dihubungkan dengan dua utas tali. (Katadata.com)


Jika saat ini kita mengenal lato-lato terbuat dari plastik namun mainan yang populer di amreika pada tahun 90-an ini dulu terbuat dari kaca, oleh karenanya Pemerintah amerika serikat sempat melarang permaianan ini dimainkan karena bahan baku kaca cukup riskan jika dimainkan. (Solopos.com).


Di Indonesia sendiri lato-lato masuk ke Indonesia dan mualai banyak dimainkan pada tahun1990-an. Namun bahan pembuatannya sedikit mengalami modifikasi yaitu dengan menggunakan bahan dasar plastik dan juga kayu, sehingga relatif lebih aman jika dimainkan.


Lato-lato dalam Penerapan Hukum Newton.


Jika dilihat dari bentuknya lato-lato menyerupai bentuk mainan Newtons yo yo yang berupa dua bola pelastik yang saling diadu dan dipantulkan dengan cepat  sehingga menciptakan bunyi yang beruntun. Pada awalnya permainan ini diciptakan bukan untuk mainan namun digunakan sebagai alat pada pembelajaran ilmu fisika (Whasingtonpost).


Hukum Newton sendiri pertama kali dikemukaan oleh Sirs Isaac Newton, yakni seorang ilmuwan asal Inggris yang mempelajari gerak pada sebuah benda, Newton sendiri menemukan hukum ini setelah meneiti mengapa apel bisa jatuh ketanah.


Dilansir dari halaman situs Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hukum Newton adalah, hukum dasar dinamika dengan merumuskan pengaruh gaya terhadap perubahan gerak benda, secara toritis hukum newton memiliki 3 hukum yaitu Hukum Newton 1, 2 dan 3. Dan hukum yang paling sesuai dengan lato-lato adalah pada hukum Newton ke 3.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline