Lihat ke Halaman Asli

Ibnu Syaiful Amrin

Kementerian Perindustrian

Trend PayLater dalam belanja Online, Cara Mudah Hidup Konsumtif?

Diperbarui: 29 September 2023   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pada era digital seperti saat ini, segala sesuatu dirasa semakin dipermudah dengan adanya dan perkembangan teknologi salah satunya dari sisi keuangan bermunculan beragam sistem pembayaran atau produk jasa keuangan yang bisa dikatakan memudahkan masyarakat berbelanja. Kini sistem pembayaran tak lagi hanya bergantung pada kartu kredit perbankan meskipun eksistensinya masih ada. Apalagi dengan adanya financial technology (Fintech) yang dirasa semakin mendorong masyarakat untuk hidup lebih konsumtif.

Fintech merupakan gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat, yang awalnya membayar harus bertatap-muka dengan cara konvensional, kini dapat melakukan transaksi jarak jauh dengan melakukan pembayaran yang dapat dilakukan dalam hitungan menit ataupun detik (Hamdani, 2019). Fintech saat ini mulai popular dengan fitur PayLater alias bayar nanti. PayLater memungkinkan masyarakat untuk membeli sesuatu, baik barang ataupun jasa dengan dicicil tanpa menggunakan kartu kredit.

Bukan rahasia umum kalau aplikasi PayLater ini memiliki sistem yang fungsi dan manfaat yang sama persis dengan kartu kredit. Konsep utama dari fitur pembayaran kekinian ini adalah ‘Beli sekarang bayar nanti’. Fitur PayLater sangat cepat popular karena kemajuan teknologi sistem pembayaran di ecommerce raksasa seperti Tokopedia, Shopee, Traveloka, Gojek dll yang dapat mendukung masyarakat untuk turut mencoba dan merasakan manfaatnya.

Proses pengajuan kartu kredit di bank umumnya harus melewati beberapa tahap yang tidak singkat namun untuk Fintech cukup mudah dan sederhana. Untuk bisa menggunakan layanan ini pengguna akan diminta memberikan data pribadi, foto diri dan foto KTP (Farras, 2019). Selain itu, kamu juga harus mengisi informasi data pribadi kamu pada formulir yang disediakan secara online (Aristanti, 2020). Pemahaman fitur PayLater dengan baik sangat dibutuhkan agar pengguna terhindar dari jeratan utang maupun cicilan yang memberatkan. Banyaknya pihak yang terlibat, termasuk perbankan dalam pengembangan fitur ini juga dapat menambah pilihan yang menguntungkan bagi pengguna. Jika digunakan dengan hati-hati, tentunya fitur pembayaran ini mampu mendorong daya beli dan ekosistem ekonomi yang lebih baik. Artinya fitur fintech ini mendorong penggunanya mudah dalam bertransaksi dan ini memacu kehidupan yang konsumtif jika tidak didasari dengan pemahaman yang benar.

Keuntungan Penggunaan PayLater
Menurut (Aristanti, 2020), ada beberapa keuntungan dari PayLater:

  • Prosesnya Cepat dan Lebih Praktis: Metode pembayaran ‘beli sekarang bayar nanti’ sangat praktis digunakan, terutama ketika ada kebutuhan mendesak.
  • Tenor Bervariasi: Pilihan tenor atau jangka waktu pembayaran juga bisa disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan konsumen (pembeli).
  • Banyak Promo Menarik: Semakin maraknya perkembangan fitur PayLater, semakin banyak perusahaan yang memberikan promo-promo menarik bagi pengguna yang menggunakan fitur saat berbelanja.

Perlu Berhati-hati dalam menggunakan PayLater

Menurut Grant Thornton, sebuah organisasi global yang menyediakan jasa assurance, tax, dan advisory, ada beberapa risiko penggunaan fitur PayLater yang perlu dipahami sebelum menggunakan PayLater sebagai berikut:

  • Mendorong perilaku konsumtif: Tanpa disadari, kemudahan untuk membeli sekarang dan bayar belakangan memberikan dorongan impulsif dalam bertransaksi. Kalau sudah begini, sering kali yang terbeli justru barang-barang yang tidak diperlukan.
  • Ada biaya yang tidak disadari: Masyarakat terutama milenial sangat menyukai kecepatan dan kepraktisan. Terkadang mereka tidak menyadari adanya berbagai biaya yang langsung aktif saat mereka menggunakan fitur tersebut.
  • Arus kas terganggu: Mudahnya pembelian fasilitas atau fitur PayLater dari berbagai aplikasi bisa jadi mengganggu keuangan pribadi dengan banyaknya cicilan yang jadi tanggungan. Sedangkan, dana yang disisihkan untuk membayar tagihan PayLater juga dapat terpakai untuk keperluan tak terduga. Hal ini menimbulkan risiko gagal bayar yang tinggi. Tunggakan PayLater dapat menodai BI checking.
  • Tunggakan transaksi pada PayLater bisa menodai reputasi kredit seseorang: Tunggakan transaksi PayLater kadang dapat mengakibatkan pengajuan kredit lain yang sifatnya lebih penting, seperti properti dan kendaraan memiliki risiko untuk ditolak.
  • Bertransaksi via digital rawan peretasan data: Meskipun setiap aplikasi sudah menyiapkan keamanan tingkat tinggi bagi penggunanya, risiko para cyber crime mempu menemukan cara meretas database di akun dan menggunakannya untuk hal-hal yang tidak bertanggung jawab tetap ada. Secanggih apa pun teknologi digital saat ini, keamanan menyangkut data pribadi pengguna pada berbagai situs atau aplikasi yang didaftarkan bisa saja diretas oleh pelaku cyber crime.

Fintech merupakan lompatan yang inklusif bagi pemakai jasa transaksi keuangan termasuk produknya berupa PayLater, namun yang harus diperhatikan oleh penggunanya adalah memahami keuntungan dan resikonya dengan baik. Ini secara tidak langsung memacu masyarakat untuk hidup lebih konsumtif sehingga jika tidak bisa mengukur diri dalam siklus keuangan, Kehidupan Anda akan berantakan dan yang terjadi adalah merugikan diri sendiri.

Oleh: Ibnu Syaiful Amrin

Mahasiswa S2 Ilmu Manajemen - Universitas Pendidikan Ganesha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline