Lihat ke Halaman Asli

Ibnu Muslim.

Kepala keluarga

Gado-Gado Bantimurung

Diperbarui: 9 Oktober 2024   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warung gado-Gado Bantimurung (Sumber : Dokpri) 

Sejak saya bertugas di Bantimurung sebagai guru SMP, pada tahun 1982 saya telah mengenal warung gado-gado di depan pintu gerbang Taman Pemandian Alam Bantimurung Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. 

Warung ini berada di jalan Poros Maros - Bone. Warung ini dahulu milik  Almarmhumah ibu Supami istri dari Almarhum pak Sukiman, seorang mantan anggota / prajurit Kostrad 433 Julusiri di Sambueja. 

Saat itu pasangan suami istri  ini hanya menyewa tanah untuk tempat membangun warung kecil. Saat ini warung itu pindah tak jauh dari Taman Pemandian Alam Bantimurung, kurang lebih sekitar 200 m ke arah selatan. Selama lebih dari 30 tahun menjual gado-gado, dan sampai sekarang telah memiliki rumah yang cukup besar untuk berjualan / warung gado-gado.

Karena rasa gado-gadonya yang khas maka kadang saya ketagihan ingin makan di warung tersebut. Kini warung itu diurus oleh menantunya, sebagai generasi kedua. 

Jika anda dalam perjalanan dari Makassar ke Kabupaten Bone, lewat Bantimurung Maros, maka di depan Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung disitu warung itu sekarang berada. Tema ini saya angkat untuk menambah wawasan pembaca khususnya para peserta didik SMA PGRI Bantimurung. Bahwa mencari rezki itu tidak harus menjadi PNS, PPPK, Karyawan Pabrik, Polisi,Tentara dan sebagainya. 

Namun sebenarnya Allah memberikan rezki kepada hamba Nya yang mau berusaha. Termasuk berjualan gado-gado, seperti yang dilakukan oleh istri mantan anggota TNi tersebut.

Hampir semua orang di Indonesia mengenal makanan yang bernama gado-gado. Kalau anda belum kenal bagaimana bentuknya, coba lihat satu piring gado-gado yang akan saya santap ini : 

Gado-Gado sajian Warung Gado-gado Bantimurung (Dokpri)

Bahannya cuma ketupat/lontong, sayur toge dengan sambal pecal, lalu sebutir telur rebus, kerupuk, sedikit ada kubis. Rata-rata ibu rumah tangga bisa bikin gado-gado seperti ini. Saya juga yakin peserta didikku jika belum memperoleh kerjaan mungkin jualan gado-gado bisa menjadi alternatif cari nafkah. 

Beberapa orang yang pernah sukses mencari nafkah, antara lain H. Hafid di Pakalli yang sukses jualan buroncong di pinggir jalan poros Maros Bone. 

Saat ini saya sudah pensiun dan mengelola SMA PGRI Bantimurung, setiap saat kalau lapar jam istirahat, menuju ke warung Gado-Gado di Bantimurung, untuk menghilangkan lapar dan menghalau ketagihan. Kadang juga kalau tak sempat sarapan pagi maka beli buroncong menjadi alternatif pilihan untuk sarapan di sekolah saat jam istrirahat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline