Lihat ke Halaman Asli

Bagian I

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendaftar Ku diajak sama seorang pembina (Kak Bustan) untuk mencari asrama yang akan ku tempati tinggal, Ku pulih Asrama Darul Liqa’ di kamar bawah nomor 3. Setelah semuanya selesai Aku pun meninggalkan pondok.

Beberapa hari berlalu, Ku akhirnya siap-siap untuk kepondok tapi setelah semuanya siap ada rasa sedih, meninggalkan orang orang dirumah, tidak akan ketemu bebrapa waktu, Membuat diri ini tak mau ke pondok. Sampai akhirnya aku pun tidak ke pondok.
Rasa ragu ini mengganggu, tak ingin rasanya meninggalkan orang orang dirumah. Sampai sampai Ku ingin pindah sekolah.

Aku : Bu’ mauka pindah!!! Tidak mau ka, sekolah di pesantren

Ibu : He’e... jangan ko begitu, kau sendiri yang minta sekolah di pesantren waktu mu SD

Aku : Iyah, tapi... tidak mauka saya rasa.

Ibu : sudah mo juga mendaftar, sudah juga pilih asrama dan kamar. Pergiko besok sama khy.

Aku : Allah, Ibu’e... tidak mau ka jhy saya rasa.

Ibu : Sama khy besok.

Aku : Allahh...
Sedih rasanya, tidak tahu harus apa.

Esok harinya pun tiba, barang barang yang telah kusiapkan kemarin, Ku bongkar kembali agarku tidak jadi kepondok lagi tapi tetap saja di paksa ke pesantre.
Semuanya telah siap, semuanya ada di mobil, membuatku merasa ragu. Beberapa menit berlalu akhirnya ku sampai di pondok pesantren DDI Takkalasi, sesudah shalat azhar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline