Lihat ke Halaman Asli

iben nuriska

Direktur PT. Ihwal Media Utama

Suara Kampung Terjajah

Diperbarui: 18 Oktober 2022   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suara Kampung Terjajah

inginnya mengutuk para datuk, mamak, apak, omak, yang menjual tanah kelahiran, tapi umur telah memalingkan mereka dari gemuruh dada cucu anak kemenakan berebut bahan makanan, berhuma di balik nisan

anak-anaknya menjilat buah sawit membayangkan manis kurma oleh-oleh dari mekah yang mereka lihat di rumah keluarga haji migran, sementara anin, duli, itam, sani, dengan dada terbuka dan perut membusung seolah kenyang menghirup asap pabrik sewangi roti kopi

kantor kantor kini dipenuhi orang-orang berpindah domisili, orang-orang yang seolah terpanggil membangunkan kemiskinan yang tak pandai lagi bermimpi, menyisihkan dunsanak yang tak pernah dianggap layak membangun masa depan mereka sendiri

inginnya mengutuk kepala mamak, apak, omak yang mengajaknya rela terjajah, tapi mulutnya dibungkam oleh kengkawan setanah lahir yang senang menyesap tetesan madu dari liur penguasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline