Belajar dari Grigorii Kuzmich: Untuk Pj Bupati Kampar
Grigorii Kuzmich adalah tokoh dalam cerpen Pengakuan karya Anton Chekov (terjemahan Koesalah Soebagyo Toer). Ia adalah pegawai biasa yang ketiban durian runtuh saat diangkat sebagai kasir di kantor tempatnya bekerja.
"... seperti tukang kereta yang keliru dibayar dengan uang emas, padahal seharusnya hanya dua puluh kopek," katanya pada paragraf pembuka. Paragraf yang mengenalkan kepada pembaca bahwa Grigorii Kuzmich, yang tidak menyangka akan diberi jabatan sebagai kasir, adalah orang yang jujur. Ia bilang, "... saya akan mencincang orang yang mengatakan bahwa lama-kelamaan saya akan mencomot (korupsi; penulis) juga...". Ia mengaku senang pada jabatan barunya itu hanya sebatas "kenaikan uang dinas dan sedikit tambahan gaji".
Setelah memperoleh jabatan baru, Grigorii Kuzmich menerima perlakuan berbeda dari lingkungan kantor, keluarga dan juga dalam pergaulan sosialnya. Ia berusaha menarik kesimpulan dari perlakuan orang lain terhadap dirinya bahwa selama ini, sebelum menjadi kasir, ia telah salah menilai mereka. "Ada sesuatu yang telah terjadi dengan mereka, atau aku yang dulu bodoh dan tak melihat sifat-sifat itu. Sungguh baik orang-orang ini!" katanya.
Grigorii Kuzmich menikmati kehidupan barunya tidak lagi sebatas kenaikan uang dinas dan sedikit tambahan gaji. "Saya seakan tercerahkan," katanya. Perubahan sikap dari atasannya yang angkuh yang ia gambarkan sebagai "pemakan orang" memberinya sebentuk sensasi baru bahwa ia benar-benar diterima oleh siapa saja. "Semuanya menjadi lebih baik."
Keluarganya pun ikut berubah. Ibunya menyuguhi Grigorii Kuzmich dengan makanan-makanan enak dan berbeda-beda setiap harinya. Ayahnya mulai menikmati anggur. Tamu-tamu berdatangan ke rumah mereka. Dan kakak lelaki yang membencinya selama ini telah berkirim surat mengakui bahwa ia menyayangi adiknya itu.
Tidak lama setelah menerima jabatan baru, Grigorii Kuzmich menikahi perempuan yang selama ini tidak pernah membalas cintanya. Ia mengambil uang kas untuk biaya pernikahan dengan keyakinan bahwa ia pasti akan mengembalikan uang itu saat gajian.
John Locke berpendapat bahwa manusia lahir dalam keadaan kosong seperti kertas putih (tabula rasa); pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi panca indra terhadap dunia di luar dirinya.
Menurut pandangan para penganut teori tabula rasa, pembentukan kepribadian dan kecerdasan individu ditentukan oleh pengalaman indrawinya selama berada dalam entitas sosial tertentu. Namun demikian, pandangan ini juga menekankan tentang kebebasan individu untuk mengisi jiwanya sendiri dalam mendefinisikan karakternya.
Grigorii Kuzmich masih berhadapan dengan entitas sosial yang sama dengan pengalaman indrawi yang berbeda. Sikap baik yang belum pernah ia rasakan selama ini menuntunnya untuk berubah.
Semula, ia hanya mengambil uang di kas dalam jumlah yang kecil dengan keyakinan bisa membayarnya saat gajian -- untuk menyenangkan orang-orang yang seolah-olah telah memberinya pencerahan. Dalam kondisi ini, ia masih mempertahankan kejujuran yang telah menjadi karakternya selama ini.