Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Sejarah Tarumanegara

Diperbarui: 20 Februari 2023   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagaimana kita mengetahui sejarah Pemerintahan Tradisional Indonesia saat V Masehi yang lalu kalau kita tidak membaca buku atau mencari literatur. Kerajaan merupakan bentuk pemerintahan awal di Indoneaia yang banyak memberikan sumbangsih pada model pemerintahan saat itu yang bercorak Hindu/Budha.

Kerajaan tertua Hindu di Jawa Barat yaitu Tarumanegara. Nama Tarumanegara dari kata Tarum yang artinya nila. Kata Tarum dipakai juga buat nama sebuah sungai di Jawa Barat. Tarumanegara diperkirakan terletak diantara sungai Citarum dan Cisadane.  Hal ini bisa dibuktikan dari sumber prasasti. Prasasti  di sekitat Bogor yaitu : Ciareuteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi dan Muara Cianten. Prasasti tugu di Cilincing (Jakarta Utara) dan Prasasti Cidanghiang Desa Lebak Banten.

Gambar Prasasti Ciareuteun

Prasasati Ciareuteun, ditemukan di kampung Muara Desa Ciareuteun Hilir Cibungbulang Bogor. 

Gambar itu adalah Prasasti Tugu ditemukan di kampung Batu Tumbuh, Desa Tugu adalah di daerah deket Tanjung Priok.

Dengan  bukti kehinduannya dibuktikan oleh Raja Purnawarman adanya persembahan 1.000 ekor lembu kepada Brahmana, ini membuktikan Kerajaan Tarumanegara masyarakatnya patuh agama.

Raja Purnawarman merupakan  raja yang membawa kemakmuran dengan program spektakulernya penggalian sungai Gomati dan Chandrabagha, hal ini dapat diketahui dari sumber Prasasti Tugu. Manfaat penggalian dati sungai itu untuk masyarakat pertanian dan juga mengendalikan banjir di duga di wilayah Jakarta.

Pada masa akhir kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh Sri Maharaja Linggawarman. Kerajaan ini pecah menjadi Jerajaan Sunda dan Galuh. Kelak pada masa kepemimpinan Sanjaya dari  Putra Sanna dari Kerajaan Galuh akan mempersatukan kembali pada cikal bakal berdirinya Mataram Kuno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline