Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sejauh ini memiliki dua masalah yang paling sering dialami yakni masalah struktural dan kultural.
Begitu disampaikan oleh Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan RI, Dimas Oky Nugroho pada sesi wawancara, di akhir acara Kuliah Umum bertajuk Pemuda, Ekonomi Kreatif dan Kewirausahaan Sosial. Kegiatan yang diikuti 300 mahasiswa tersebut berlangsung di Kampus Politeknik Medan, Senin (10/7).
" Aspek struktural seperti akses modal, pelatihan, training dan pasar. Aspek kultural yaitu cara berpikir dan mentalitas," ujar Dimas.
Menurutnya kualitas para pengusaha di Indonesia sangat hebat, namun kurang memiliki akses yang baik. Sedangkan terhadap kultural, bekerja keras, berani mencoba dan saling berkolaborasi sangat penting bagi seorang wirausaha khususnya wirausaha muda.
"Sumut khususnya Medan memiliki modal sosial yang bagus. Kulturnya berani bertindak, optimis, rasional dan giat berdagang," urainya.
Dimas berharap wirausaha juga melirik ekonomi kreatif. Tidak hanya berkutat di bidang pertanian, perkebunan, dan pertambangan saja. Ia berpandangan ekonomi kreatif menjadi faktor yang menaikkan taraf hidup masyarakat banyak.
Dimas juga menuturkan, pemerintah sekarang sedang giatnya masuk ke basis ekonomi yang cenderung lemah.
"Seperti ke desa-desa, pesantren-pesantren namun memiliki potensi yang luar biasa," ujarnya.
Dari sisi pemerintahan, Dimas memandang perlu munculnya pemimpin yang bertipe menjembatani. Sehingga semua kalangan dari berbagai latar belakang bisa saling berinteraksi, dan memajukan perekonomian itu sendiri.
"Seorang pemimpin harus berani menjembatani, menjebok batas-batas yang ada dan membangun kepercayaan," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H