Lihat ke Halaman Asli

Ianni Naimirahma Adhie Perdana

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret

Call From The Grave: Review Film Exhuma

Diperbarui: 28 Oktober 2024   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen milik pribadi. Poster film Exhuma dan tiket bioskop

Pada awal tahun 2024 kemarin, bioskop di seluruh Indonesia diserang oleh berbagai karya perfilman, mulai dari film-film domestik hingga mancanegara. Berbagai film menarik seperti Kung Fu Panda 4, Godzilla x Kong: The New Empire, Agak Laen, Pasutri Gaje, dan salah satunya yaitu Exhuma yang tayang pada tanggal 28 Februari 2024 di Indonesia. Diantara film-film tersebut, Exhuma merupakan salah satu film mancanegara asal Korea Selatan yang cukup populer di Indonesia.


Film Exhuma yang bergenre horor, thriller-misteri, serta spiritual ini ditulis serta disutradarai oleh Jang Jae-hyun dan dibintangi oleh aktor aktris terkenal seperti Kim Go-eun, Lee Do-hyun, Choi Min-sik, dan Yoo Hae-jin. Exhuma merupakan comeback Jang Jae-hyun setelah 5 tahun absen dari dunia perfilman sebagai sutradara film layar lebar. Sutradara yang sering disebut sebagai “ahli K-occult” sebab ia pun berhasil membuat film yang menunjukan sisi lain dari shamanisme Korea di film The Priest dan Svaha: The Sixth Finger.


Film Exhuma ini terinspirasi dari cerita rakyat Korea Selatan yang sebagian besar warganya memiliki kepercayaan spiritual cukup tinggi dan latar belakang sejarah Korea Selatan yang kental akan anti-Jepang, serta dibumbui adegan menyeramkan dan plot yang penuh ketegangan. Tidak heran mengapa film ini cukup booming di masyarakat Korea sendiri sebab film ini menyinggung sejarah mengenai kemerdekaan mereka atas Negara Jepang.


Film ini sendiri terbagi menjadi dua bagian. Pada bagian awal, film ini berfokus pada cerita sepasang dukun muda Bong-gil (Lee Do-hyun) dan Hwa-rim (Kim Go-eun), Kim Sang-deok (Choi Min-sik) seorang ahli fengshui, dan Young-geun (Yoo Hae-jin) seorang ahli kubur yang ditugaskan bersama untuk menangani gangguan spiritual yang dihadapi oleh sebuah keluarga kaya raya.


Ini bermula dari Bong-gil dan Hwa-rim yang dimintai bantuan oleh keluarga kaya raya yang sering menjumpai peristiwa misterius yang aneh dan apabila dibiarkan akan mengancam keselamatan bayi dari keluarga tersebut. Keduanya mulai mencari penyebab dari peristiwa aneh yang dialami oleh keluarga tersebut dan ternyata ancaman tersebut datang dari roh jahat leluhur keluarga mereka sendiri. Peristiwa teror dari leluhur ini biasa disebut dengan sebutan ‘Graves Calling’. Kemudian Bong-gil dan Hwa-rim meminta bantuan dari ahli fengshui, Kim Sang-deok bersama seorang ahli kubur Young-geun untuk memindahkan jenazah leluhur keluarga kaya raya tersebut yang pada awalnya berada di desa terpencil di Korea Selatan untuk dikremasi.


Pada bagian kedua, cerita mulai berfokus pada cerita Sang-deok, Bong-gil, Hwa-rim, serta Young-geun yang curiga dengan ketidak inginan keluarga kaya raya tersebut untuk memindahkan makam leluhur mereka. Rasa penasaran dan curiga yang tinggi membuat mereka memutuskan untuk melanjutkan cerita tersebut.


Exhuma tidak hanya menampilkan visual-visual serta plot menyeramkan, tetapi juga menyelipkan nilai-nilai tradisi, kepercayaan, serta sejarah kelam di Korea Selatan. Beberapa adegan iconic seperti adegan-adegan shamanisme dan adegan penggalian tradisional dan ritual “gut” (korea: 굿) untuk menenangkan roh-roh merupakan salah dua adegan yang cukup membuat penonton terpukau. Selain karena visual dan plotnya, bantuan-bantuan suara latar juga menambah kesan menengangkan, sehingga membuat para penonton jadi semakin bergidik ngeri. Kesan misterius dan menegangkan yang cukup stabil sepanjang film juga merupakan salah dua nilai plus dari film ini. Exhuma mampu mempertontonkan hawa menyeramkan tanpa harus terpaut dengan jumpscare.


Penulis cerita serta sutradara film ini juga memiliki cara sendiri untuk menambahkan detail-detail kecil yang cukup membuat penonton kagum. Beberapa detail tersebut seperti nama-nama pemain yang diambil dari beberapa tokoh yang terkenal atau penting di Korea. Selanjutnya detail rubah dan kuburan yang ternyata saling bertolak belakang juga luar biasa. Ada pula istilah “Rubah memotong pinggang harimau” yang artinya rubah (Gisune) membelah harimau (Korea Utara & Selatan sebelum terpecah).


Akting para pemain juga tentunya menjadi salah satu penambah kesan film ini. Pemain-pemain veteran seperti Choi Min-sik dan Yoo Hae-jin tentu saja memerankan tokoh yang dibawanya dengan sangat apik. Ada pula aktris Kim Go-eun yang berperan sebagai dukun muda Hwa-rim berhasil memerankan tokoh tersebut dengan aktingnya yang keren. Adegan-adegan iconic seperti menari dan meramalkan doa saat melakukan ritual “gut” menjadi salah satu adegan yang banyak menyita perhatian para penonton. Tidak ketinggalan pula akting keren dari aktor Lee Do-hyun. Lee Do-hyun berhasil tampil cukup berbeda dari drama-drama sebelumnya yang pernah ia mainkan. Adegan seperti menyanyikan mantra dan ‘kesurupan’ menjadi salah dua scene yang paling diingat oleh para penonton. Meskipun begitu, ternyata Exhuma merupakan proyek film layar lebar pertama miliknya.


Meskipun banyak sekali penonton yang merasa film ini sangat bagus dan tidak memiliki kekurangan. Namun ternyata tidak sedikit juga penonton yang merasa cukup bingung dengan beberapa scene dari film ini. Latar belakang sejarah dan tradisi-tradisi Korea menyebabkan kebingungan bagi sebagian penonton di mancanegara. Salah satunya yaitu scene saat makhluk mitologi Jepang “Oni” meminta kepada Hwa-rim untuk memberikannya melon atau sweet fish. Banyak penonton yang tidak paham dengan maksud dari “Oni” yang meminta melon atau sweet fish tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline